Sabtu, 21 Maret 2015

Tulis Aku di Blogmu

Sabtu, pukul 04:40 nada dering telponku bunyi. Saat itu aku baru bangun. Aku ketiduran dari jam 5 sore sehingga jam  4 pagi aku udah bangun dan gak bisa tidur lagi. Alhasil, aku mencari kesibukan dengan membaca novel karya Winna Efendy-Tomodachi


Aku meraih hp dan menjawab panggilan masuk. Aku kenal suara itu.

(Gembel: aku. Nyamuk: dia)

Gembel: halo, slamat pagi.

Nyamuk: iya, pagi. sudah bangun?

Gembel: sudah. Ini siapa?


Aku kenal suara itu. Tapi aku pura-pura tanya. Itu untuk memastikan saja, karena sudah beberapa bulan aku dan dia putus kontak.

Nyamuk: sombong!! (dengan nada  yang sedikit keras)

Gembel: sombong? Oh ya, nama yang bagus.

Aku pura-pura bego, karena aku hapal banget, nada seperti itu mengisyaratkan kalo suasana hatinya lagi gak beres.

Nyamuk: Gak lucu. 

Gembel: emang siapa yang ngelucu (jawabku sambil tertawa, paksa).

Nyamuk: Masih ingat aku?

Gembel: iya. Ingat. (jawabku seadanya)

Nyamuk: Puji Tuhan kalo masih ingat. Apa kabar? Sibuk apa sekarang? Sudah kelar belum kuliahnya? Masih di Jogja apa sudah balik Sumba??

Dan sekarang dia menghujaniku dengan pertanyaan. 

Gembel: aku harus jawab yang mana dulu?

Nyamuk: kamu masih ingat ulang tahun ku gak?

“Hah? malah ngasih pertanyaan lain” Batinku.

Gembel: oh, itu. Februari apa ya, maaf lupa-lupa ingat, hehe

Nyamuk: itu bukan lupa-lupa ingat. Tapi sudah lupa.

Gembel: ya, maaf…

Nyamuk: dulu kamu yang buatin fb-ku, masa udah lupa.

Gembel: iya, itu kan sudah lama jadi aku lupa. Maaf..

Nyamuk: dulu biasanya kamu orang pertama yang ucapin, tapi dua tahun terakhir ini kamu jadi lupa. Tahun kemarin aja kamu ngasih ucapan udah jam 2 siang, dan tahun ini kamu malah lupa. Emang apa susahnya sih mengingat satu tanggal dan satu bulan? Apa lagi kamu anak matematika, menghafal angka bukan lagi pekerjaan yang susah, kan?

Sumpah, udah kayak emak-emak, pagi-pagi ngoceh. Aneh, beberapa bulan kemarin dia hilang, tiba-tiba sekarang datang dengan protes karena aku melupakan ulang tahunnya, belum lagi sejumlah pertanyaan yang gak membutuhkan jawaban. Dan itu, kenapa pake bawah-bawah jurusan segala?

Gembel: Slamat ulang tahun, panjang umur ya. maaf telat ucapin (jawabku, polos)

Nyamuk: Udah. Gak perlu!

Jawaban yang ketus lagi. Aneh, ini bukan dia. Dulu kami gak pernah membahas sesuatu dengan canggung dan seserius ini. kami selalu membicarakan sesuatu dengan bercanda. Dan tertawa adalah ciri khas kami. Lucu gak lucu yang penting tertawa. 

Gembel: emang tanggal brapa sih? Maaf, aku benar-benar lupa..

Nyamuk: lupakan!!

Gembel: kamu kenapa, sih? Sedikit berubah.

Sebenarnya bukan sedikit. Tapi banyak.

Nyamuk: seharusnya itu pertanyaan untuk kamu. Bukan aku, tapi kamu yang berubah.

Gembel: hanya karena aku lupa tanggal ulang tahun kamu?

Nyamuk: hanya? Kamu bilang hanya? Hahaa (dia tertawa sinis)

Aku hanya menarik napas.

Nyamuk: Lima Juli Sembilan-Dua. Aku tidak pernah lupa tanggal ulang tahun kamu.

Speechless. Aku akui, selama kenal dia, dia selalu menjadi orang pertama yang ngasih ucapan setiap kali aku ulang tahun. Tahun kemarin, dia masih yang pertama. Walopun aku selalu protes, dia tetap selalu ngasih ucapan setiap pukul 12:30. Hanya karena ingin jadi yang pertama, konyol.

Gembel: maap… (aku menjawab setengah berbisik, pelan)

Nyamuk: Sejak kapan kamu punya hobi minta maaf? Entah sudah brapa kali kamu bilang maaf. Apa cuma kata itu yang ada dipikiran kamu?

Nada bicaranya makin meninggi.

Gembel: ya trus aku harus bilang apa lagi. Dari tadi aku salah mulu.

Nyamuk: aku ingin kamu menulis aku di blog.

Hah??!! mataku melotot. Kaget. Gak percaya akan apa yang barusan dia katakan.

Gembel: hah??!! apa??!! (seruku setengah teriak)

Nyamuk: aku satu-satunya temen kamu yang paling setia, tapi kamu gak pernah nulis aku di blog. Apa karena aku jauh jadi kamu gak pernah punya cerita untuk menceritakan persahabatan kita?

Sumpah, aku gak pernah menyangka kalimat-kalimat itu. Apa yang buat dia benar-benar berubah seperti ini. Dia benar-benar asing. Sangat asing sekarang.

Gembel: kamu sehat, kan?

Nyamuk: hahaa (kali ini dia ketawa keras sekali) aku tunggu kamu nulis aku di blog. Aku akan telpon lagi kalo aku dah liat postingan tentang aku di blog kamu. setelah itu baru aku pertimbangkan, aku maafin kamu apa gak. 

Tuuttt… tuuutttt…. Tuuuuttttttttt

Telpon terputus. Aku bengong untuk beberapa menit. Kemudian aku beranjak bangun. Aku periksa panggilan masuk, aku mencubit kulit pipi dan tangan, sakit. Aku gak mimpi. Itu tadi beneran, aku barusan telponan sama dia, dan dia meminta aku buat nulis dia di blog? Apa yang membuat dia jadi begitu peduli pada blog? Dan, oh apa dia selama ini membaca blogku? Dulu dia bilang aku aneh, manusia kurang kerjaan, waktu pertama kali tahu aku punya blog. Apa yang membuat dia berubah?

Oke, aku akan nulis cerita tentang kamu, baca di sini ya. Sengaja aku tulis terpisah. Dua cerita untuk kamu cukup, kan? Maaf kalo terkesan membuka kartu. Jangan protes, salah sendiri suru aku nulis tentang kamu. Peace mas bro!!

Nyamuk Si Playboy Cap Kambing


Sebut saja dia Nyamuk. Aku kenal dia sejak kelas 2 SMA, itupun karena dia sekelas sama abangku dan sering main ke rumah. Kami beda sekolah, dia anak SMK dan aku SMA. Sekolah kami pun beda arah. Dia sangat terkenal dikalangan anak sekolah, terutama dikalangan kaum hawa atau dengan kata lain, ABG ababil. Dia termasuk badboy dan biasanya anak-anak SMA jamanku waktu itu lebih tertarik pada badboy ketimbang cowok baik-baik.

Dulu waktu SMA aku dan dia sebatas saling tahu saja. Aku juga tahu kelakuannya karena diceritain sama abang. Ya, abangku dulu termasuk cowok yang suka menceritakan teman-temannya, ia bakal menceritakan sedetail mungkin, dari pertama tiba di sekolah sampai pulang sekolah. Sehingga hampir semua teman abang aku tahu. 

Nyamuk ini, kalo malam suka nongkrong, keliling kota sambil miras, bolos sekolah hanya untuk duduk nongkrong sambil ngerokok di warung belakang sekolah, kadang nongkrong di bengkelnya sendiri sambil utak atik motor, tapi dengan berpakaian sekolah. Kemejanya dicopot tinggal kaos sama celana sekolah. Ngapain pake pakaian sekolah kalo tujuannya memang mau ke bengkel? Dia termasuk anak motor yang kerjanya balap liar dan ugal-ugalan di jalan. Semua orang berharap untuk hidup panjang umur, dan kalo berkendaraan berusaha untuk hati-hati supaya jangan menabrak dan ditabrak. Tapi, dia malah ugal-ugalan di jalan. Itu sama dengan bunuh diri. Bagiku, dia juga playboy cap kambing. Punya banyak pacar dan anehnya perempuan-perempuan itu mau saja jadi pacarnya padahal mereka tahu kalo dia punya pacar lebih dari 3. Dia tidak lebih dari cowok murahan yang tak punya hati. Beberapa alasan itu yang buat aku tak ingin berteman dan tak pernah mau ngobrol sama dia.

Seiring berjalannya waktu, penilaianku yang negatif ke dia mulai sedikit berubah. Berdasarkan cerita dari abang, ternyata dia sangat peduli sama temen. Dia pernah ikut balap liar hanya untuk membantu temannya yang sedang kesusahan uang untuk mengobati adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dia juga pernah diskors dua hari tidak masuk sekolah karena berani membentak guru demi membela temannya yang dihukum karena kedapatan bolos jam pelajaran (yang ini mah karena dia bego). Dan yang bikin aku tertawa geli adalah ketika tahu bahwa dia suka banget nonton kartun, dan kartun favoritnya adalah Sinchan dan tom and jerry. Badboy, suka nonton Sinchan?? tom and jerry??

Hal yang paling berkesan dan buat aku mulai sedikit tertarik sama dia adalah ketika dia menjemput aku di sekolah waktu motor abangku bermasalah. Awalnya aku memang risih saat tahu kalo dia bakal jemput aku. Tapi temen abangku yang bisa cuma dia, jadi mau gak mau aku iyakan.  Waktu itu teman-teman cowoknya godain dia dengan pertanyaan “baru lagi?” sambil tertawa menggoda. Dan jawabannya yang sampai sekarang gak akan pernah aku lupakan adalah “eh, sembarangan. Gak lah, dia adik aku”. Temannya masih godain lagi, “haha adik apa adik nih,” trus dia jawab lagi “adiknya temenku, ya adik aku juga. Jadi jangan macam-macam sama dia” begitu jawabnya. Disitu aku sadar, bahwa dia memperlakukan aku khusus. 

Tapi bagi aku, badboy yang terkenal playboy akan selamanya bermain hati, dan gak akan pernah benar-benar jatuh cinta. Bagi mereka cinta itu hanya mainan. Itu yang aku tahu. Tidak peduli seberapa sering dia memarahiku untuk mengubah pandangan yang seperti itu. 

Awal-awal kuliah, aku sering sms-an dengan dia, walopun dia banyak gombalin aku. Maklum, playboy cap kambing, aku selalu bilang begitu ke dia. Tapi dia gak pernah marah setiap kali aku memanggilnya, “playboy cap kambing”. Dia hanya nanggapin dengan tertawa. Mungkin karena dia merasa diri. Lama-lama kami jadi sering telponan dan menceritakan banyak hal. Kadang sekedar menanyakan kabar dan ya basa-basi gak penting. Kami beda tempat kuliah, dia di Bali dan aku di Jogja jadi hubungan kami hanya lewat dunia maya. Setahun kuliah dan karena seringnya kami saling kontakan, kami jadi dekat, dan terbentuk ikatan persahabatan. 

Dia selalu bilang kalo dia akan berubah, dan ingin pacaran setia sama satu cewek. Tapi aku gak pernah percaya, karena setahuku dia gak pernah serius, bahkan dalam obrolan yang sedikit serius, dia selalu menanggapi sesuatu dengan bercanda. Dalam kamusnya, gak ada kata ‘serius’ itu yang aku pahami. 

Memang dia pintar dalam hal menghibur, dia selalu bisa membuat aku tertawa ketika aku lagi sedih. Dan membuat nyaman saat ngobrol. Dia juga mengenal tipe-tipe cowok, ketika aku lagi dekat sama cowok, dia akan ‘mendukung’ aku kalo dia menganggap itu cowok yang baik buat aku. Tapi juga dengan tegas mengatakan ‘jangan’ ketika cowok itu gak baik untukku. Intinya dia bener-bener sahabat terbaikku. Waktu liburan ke Jogja pun aku orang pertama yang dia temui sebelum teman-temannya. Ya, dia juga punya banyak teman di Jogja, jadi dia sering main ke Jogja. Aku paham kalo dia termasuk cowok yang peduli dan bertanggung jawab. Tapi, untuk urusan cinta, mungkin dia satu-satunya cowok yang gak akan pernah aku percaya. 

Dia pernah bilang begini, “dengan cara apa aku buktikan kalo aku benar-benar akan berubah, dan bakal setia sama satu cewek.” Aku gak jawab karena aku gak paham tentang cinta. Yang aku paham, seorang cowok yang sudah terbiasa bermain hati, bakalan susah untuk menjaga hati.

Kami juga pernah berantem hebat sampai aku blokir dia fb dan menghapus nomornya di hp. Aku bahkan berjanji untuk tidak mengenalnya lagi. Semua sms dan telponnya aku abaikan, hingga kami benar-benar putus kontak. Itu hampir dua tahun. 

Awal tahun 2014 dia kembali datang dengan permohonan maaf yang mendalam dan sebuah cerita yang menghebohkan. Katanya hpnya hilang sehingga dia gak tahu nomorku. Dia hanya ingat tiga digit awal dan empat digit akhir nomorku. Sebelum dia benar-benar menemukan nomorku, berkali-kali dia salah nomor, dan malah salah sambung ke sana-sini, sampe dimaki sama tante-tante, dimarahin sama om-om. 

Aku sebenarnya sudah lama memaafkan dia, tapi karena aku sudah gak punya kontaknya, aku diam-diam saja. Aku benar-benar salut sama dia. Aku gak pernah menyangka kalo dia bakal usaha seperti itu, hanya untuk mendapat maaf dan membangun kembali persahabatan yang sudah terputus lama. 

Ada yang aneh dengan kedatangannya waktu itu. Dia mulai memanggilku dengan kata ‘sayang’ tanpa persetujuanku. Dia mulai melontarkan kalimat gila yang buat aku benar-benar ingin mencekik lehernya. “Kamu kalo mau pacaran di situ boleh saja, gak apa-apa. Tapi nanti juga akhirnya bakalan nikah sama aku.” Aku marah waktu dia melontarkan kalimat itu. “Siapa kamu, sampai ngatur-ngatur hidup aku?” tapi dia malah menjawab dengan santai, “aku calon suami kamu.” geli banget rasanya denger dia ngomong begitu. Karena kelakuan anehnya itu, aku mulai menghindar dari dia. Aku jarang membalas dan mengangkat telponnya. Sikapnya gak menunjukkan lagi sikap seorang sahabat. Gombalan dan cara gombalnya mulai beda, gak seperti biasa yang dulu. Aku takut, karena waktu itu juga aku masih punya pacar. Aku gak mau cari masalah. 

Dan akhirnya pertengahan agustus, kami benar-benar putus kontak (lagi). Hingga, pagi tadi dia menelpon aku, hanya untuk memarahiku karena melupakan ulang tahunnya dan memintaku menulisnya di blog demi mendapatkan maaf dari dia. Aneh! 

Hey Nyamuk, aku tunggu kamu menelponku. Dan kamu harus memaafkanku karena telah melupakan ulang tahunmu. Terutama aku ingin tahu apa yang membuat kamu jadi peduli pada blog. Apa yang membuat kamu berubah. Banyak hal yang harus kamu jelaskan, untuk meyakinkanku bahwa kamu masih temanku yang dulu, playboy cap kambing yang tak pernah membahas sesuatu dengan kata ‘serius’.

Rabu, 18 Maret 2015

Untuk Masih Menyapaku-Terima Kasih

Kadang aku tak paham tentang makna dibalik kata "pergi, menghilang, melupakan, kecewa, sakit atau pun benci dan juga..... cinta".

Hari baik: Rabu. Begitu tulisan yang aku baca di sodiakku (Cancer) tadi siang. Aku gak tahu itu benar apa gak, tapi biasanya aku gak pernah percaya yang kayak begituan. Namun, melihat apa yang terjadi hari ini, dan menurut pengalaman hari-hari kemarin. Aku memang selalu mendapat sesuatu yang mengejutkan di hari Rabu.

Buktinya, pagi ini. Entah ada angin apa yang mengenaiku, tiba-tiba saja aku memutuskan untuk membuka facebook, yang sudah lama tidak aku jamah. Banyak sekali pemberitahuan dan pesan yang masuk, baik dari orang-orang yang dikenal atau pun tidak. Aku mengabaikan pemberitahuan dan membuka pesan. Satu per satu. Dan mataku melotot pada sebuah nama yang tidak asing. Untuk memastikan penglihatanku, aku membenarkan letak kacamata dan kemudian melihat dengan wajah sedikit lebih dekat dengan layar laptop. Memastikan apa yang kulihat barusan. 

Dan benar, dia orang yang dulu pernah membuat hati ini nyaman, dia yang dulu memanggilku Ipin, karena dia Upinnya. Dia yang sangat susah untuk tersenyum. Dia yang sempat tak percaya padaku dan menelpon hanya untuk menyanyikan lagu Republik-Sandiwara Cinta. Dia yang suka banget sama gitar. Dia yang pernah berusaha menggambar Hatsune Miku untukku, walopun hasilnya buat aku ngekek seharian karena hasilnya yang tidak persis dengan gambar aslinya, dan malah menamai gambar itu dengan Hatsune Yubi, gambar yang bahkan tidak sesuai dengan wajahku sama sekali. Aku gak marah saat itu, aku menghargai usahanya yang dalam posisi jealous karena tahu ada temanku yang menggambar Hatsune Miku untukku. Haha Pria memang tidak mau kalah.
Gambar Hatsune yang digambar temenku (Jack)
Gambar Hatsune yang digambar dia (hihi..)
Dia itu yang sekarang menyapaku di facebook. Tanggal 3 Januari 2015. Kemudian, Senin kemarin tanggal 16 Maret 2015 dia menyapa lagi. Dan aku baru membacanya hari ini. Lebih tepatnya dini hari pukul 01:35.  

Aku tersenyum dalam kebegoan. Aku senang, dia menghubungiku lagi setelah sekian lama kami saling mengacuhkan, bukan lebih tepatnya hilang kontak, bahkan aku sudah melupakannya (sedikit). Aku senang. Senang karena setidaknya ada kesempatan untuk menjalin hubungan baik lagi dengan dia. Sebagai teman, atau sebagai orang yang pernah dikirimi kata “I love you”. Aku senang, karena aku masih diingat walau mungkin dulu pernah menoreh luka. 

Terima kasih karena sudah menghubungiku. Terima kasih karena masih mengingatku dan terima kasih untuk tidak lagi membenciku.

Rabu, 11 Maret 2015

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)

Hari ini gue diundang temen gue untuk ikut ke acara ulang tahunnya yang akan dirayakan di kontrakannya. Sederhana sih acaranya, sekedar berkumpul dan makan-makan. Momen ini sangat dinanti oleh kaum seperti kami, yang notabene anak rantauan. Karena hanya saat seperti inilah kami mengisi perut dengan makanan yang ya sedikit berbobot dengan gratis tanpa mengeluarkan duit sepeserpun. Iya, bahkan uang bensin pun ditanggung temen gue yang ulang tahun. Jadi gak salah dong kalau gue menganggap dia temen yang super baik. Ini yang namanya traktir total, gak setengah-setengah. 

Di momen seperti ini juga gue akhirnya bertemu temen-temen lama gue yang sudah hampir 4 tahun gak bertemu. Bukan karena kami musuhan dan berjanji untuk gak saling bertemu, cuma kesibukan menjadi alasan utamanya, dan untung bukan hanya gue yang punya alasan seperti itu. 

“Apa kabar teman, sori selama ini ilang kabar, lagi sibuk sama kuliah” dan rata-rata kalimat itu yang menjadi pembuka pembicaraan kami selama bercengkrama di kontrakan temen gue ini. 

Ada satu sosok yang membuat perasaan gue campur aduk. Sebut saja dia Kecoak. Ya, Kecoak ini adalah kakak kelas gue waktu SMA, dan dia memang sangat terkenal di sekolah, bukan karena pintar dan juara kelas tapi karena nakal dan suka bolos. Pernah satu kali dia di bawa POLPP ke sekolah karena kedapatan ngerokok di rumah tua yang gak jauh dari sekolah, dan anehnya dia adalah cowok yang gue suka waktu pertama kali masuk ke SMA ini, waktu gue baru mendaftar jadi murid baru, waktu dia mengospek gue dan waktu dia menjabat tangan gue yang artinya memberi selamat bahwa gue lulus ospek. Rasa suka itu sudah mulai tumbuh sejak saat itu.

“Wooii!!” Si Kura mendorong kepala gue ke depan yang membuat lamunan gue sekejap sirna. “Masih??” sambungnya lagi. Si Kura ini temen gue dari SMP, bisa dibilang sahabatlah, tapi semenjak kuliah jarang bertemu karena dia kuliahnya di Salatiga, bukan di Jogja, dia ke jogja hanya berlibur sekalian ikut merayakan ulang tahun temen gue si Semut. Oh iya, harus kalian ketahui, kotrakan temen gue ini bukan gembira loka, atau semacamnya. Walopun nama-nama mereka seperti penghuni gembira loka. Mereka gak mau nama mereka dipublikasikan sehingga namanya gue samarkan saja begitu. 

Gue tahu maksud pertanyaan “masih?” dari si Kura. Gue cuma nanggapi dengan senyum. “Omegat Yubi, sudah berapa tahun?” triak dia sambil melototi gue, maklum temen gue yang satu ini memang sedikit lebay. Gue bingung berapa tahun apa maksud dia. “Ih pelan-pelan, gue gak pacaran sama dia,” gue kesel, pengen gue remas itu mukanya. Bagaimana tidak, teriakan ‘omegat’ dia itu menarik perhatian semua penghuni kontrakan, alhasil semuanya ngelirik ke arah kami, termasuk si Kecoak.

Gue tunduk malu. Dalam hati gue nyesel, kenapa gue punya temen yang kayak dia. Tapi disatu sisi gue seneng, tanah rantauan tidak membuatnya berubah. Dia masih sahabat gue yang dulu, yang ‘tidak tahu malu’. 

Setelah semua berbalik ke pekerjaan masing-masing yaitu ngobrol, si Kura kembali meneror gue. “iya, gue tahu lo gak akan mungkin pacaran sama dia, lo kan jelek. Maksudnya, lo masih suka dia sampe sekarang?” gubrak! Dan ceplas ceplosnya masih sama. Untung gue masih punya stok kesabaran banyak sehingga gue gak menjitak kepalanya waktu dia ngatain gue ‘jelek’. Ya walaupun gue memang jelek, tapi gak harus diungkapin juga, kan rasa malu gue jadi bertambah. 

Belum sempat gue membalas cipratan si cerewet Kura, Kecoak memanggil nama gue. Oke, lo harus tahu bahwa ini pertama kalinya dia memanggil nama gue, dan yang bikin jantung gue hampir meledak, dia datang menghampiri gue. Ini beneran nyata, gue gak lagi mimpi. Si Kura spontan bangun dan pergi dengan cekikikan. Gue mendadak kaku. Dalam hati gue berusaha untuk biasa saja. Tapi susah, bahkan gue lupa cara duduk, cara menatap dan cara bicara itu seperti apa. Ya, lo mungkin menganggap gue berlebihan, sok sinetron, drama, ato apalah, terserah. Tapi lo harus percaya, ini yang menimpa gue saat ini. Sumpah! Suer! Gak boong!!

“Apa kabar?” Sapanya sambil mengumbar sedikit senyum setelah duduk di samping gue. Byuurr!!! Seperti diguyur hujan rasanya. Pengen kabur nyari tempat berteduh, tapi tak satupun yang peduli, semua lagi sibuk bereuni ria, entah mereka ngobrolin apa gue gak ngerti, yang jelas mereka sangat menikmati obolan mereka.

Kecoak sudah di samping gue, dan barusan menyapa gue, itu kenyataannya. Dapatkah gue masih menganggap ini mimpi? 

Kata si Kura, Kecoak itu datang disaat yang tepat. Mengapa si Kura berkata begitu? Karena gue curhatin kisah cinta gue yang harus kandas karena sebuah pertanyaan konyol yang diucapkan orang bego kayak gue. Itu si Kura yang bilang, dia bilang gue orang bego yang pernah ditemui. Oke, gue tahu dan semua orang memang nyalahin gue. 

Disaat gue merasa kehilangan, seseorang yang gue kagumi dulu tiba-tiba datang dengan segala kebaikan dan keramahan. Kata Kura, itu pertanda kalo gue memang berjodoh sama si Kecoak, 4 tahun gak bertemu dan sekali bertemu disaat hati gue sedang retak. 

Apakah kata Kura itu benar? Kura merasa yakin kalau prasaan gue sama si Kecoak masih sama. Sedangkan gue sendiri gak tahu, di hati gue sekarang ada siapa…

Minggu, 01 Maret 2015

Ah, Andai Aku Punya Kuasa!

Rasanya seperti jatuh dari atap, trus dilindas truk abis itu dibakar hidup-hidup. Begitulah rasanya ketika usaha dan kerja keras kita tidak berharga di mata orang lain. Dan seperti itu pula rasanya ketika perjuangan kita harus berakhir dengan sebuah kegagalan. Peduli setan dengan omongan mereka yang mengatakan bahwa kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Bagiku, gagal ya gagal. Aku benci kegagalan.

Ah, andai aku punya kuasa seperti mereka, terlebih khusus dia. Aku akan menuntut semua kemalasan dan ketidakbecusannya dalam mengabdi. Namun apa daya. Aku hanya manusia dengan sejuta keterbatasan. 

Yang lemah, silahkan menikmati penindasan dan yang kuat, silahkan kau menindas sesuka hati!!
 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design