Jumat, 29 Juni 2012

Kacamata Bolong

Ini adalah pengalaman terburuk plus memalukan yang pernah gue alami. Jadi, kejadiannya waktu gue kelas 2 SMA. Waktu itu gue ikut les privat bahasa inggris yang tempatnya lumayan jauh dari rumah, jadwal lesnya setiap hari selasa dan jumat jam 4–6 sore (kalau gak salah sih, lupa-lupa ingat). Gue termasuk anak yang rajin ikut les, tapi pengetahuan bahasa inggrisnya biasa saja dan masih juga acak-acakan sampe sekarang ini.
 
Gue gak pernah telat ke tempat les apalagi absen. Hingga suatu hari ada kejadian yang benar-benar memalukan dan gak akan gue lupain seumur hidup gue. Sore itu gue pulang dari sekolah jam setengah 4 karena ada kegiatan ekskul yang gak bisa gue tinggalin juga, padahal jam empatnya gue ada les. Gue nyampe rumah Abang sudah siap untuk nganter ke tempat les. Dengan terburu-buru gue masuk ke kamar, gue membuang kacamata dan ransel di atas tempat tidur, kemudian meraih handuk dan menghambur menuju kamar mandi. Gak nyampe 15 menit gue dah selesai siap dan waktunya berangkat. Dengan masih terburu-buru gue meraih kacamata dan berlari menuju motor. 

“Udah siap berangkat tuan putri?” sewot Abang karena kelamaan nunggu’in gue.

 “Sudah Bang, sorry tadi masih ikut kegiatan di sekolah jadi pulangnya telat,” gue berusaha jawab sambil pasang muka polos. 

“Ayo, buruan naik, udah jam 4 nih” kata Abang sambil menghidupkan motor.

Di tengah perjalanan motor kehabisan bensin. Uffttt… Naas benar gue hari ini, mana pertaminanya ngantri pula. Berhubung di tempat itu gak ada yang jual bensin per botol alhasil gue sama Abang ikut ngantri. Gue melepas helm karena merasa gerah banget, baru aja helm nya gue lepasin semua orang-orang disekeliling cekikikan sambil ngeliatin gue. 

“Ada apa sih mereka? Kok ngeliatinnya kayak ngeliat badut sih?” gue merapikan baju dan rambut karena gue berpikir mungkin gue pake baju yang sebelahnya gak ada lengan, ato rambut gue yang kucirannya aneh, tapi setelah gue perhatiin juga gak ada yang salah kok sama penampilan gue. Apa mungkin hari ini hari cekikikan sedunia ya? Gue yang gak mau kalah, dengan pe-de-nya gue ikutan cekikikan. Malah gue yang paling besar cekikikannya. Tapi, tetep aja gak ngilangin, rasa malu plus salting gue karena diliatin beribu macam mata. 

Di perjalanan menuju tempat les gue masih bertanya-tanya tentang kejadian di pertamina tadi, kenapa ya mereka ngetawain gue? Apa sih yang salah sama diri gue? Kalau memang ada yang aneh, pasti Abang udah ngasih tahu sebelum berangkat tadi. Tapi, Abang gak komentar apa-apa tentang penampilan gue. Ada apa sih sebenarnya sama gue? 

Sesampai di tempat les, gue langsung berlarian menuju kelas karena mereka sudah pada masuk, sampai-sampai gue lupa pamitan sama Abang. 

Good afternoon Miss,” kata gue dengan sedikit takut. Gue sadar ternyata gue udah telat 25 menit. 

Tanpa menghiraukan sapaan gue, anak-anak di kelas itu langsung tertawa, begitu pun dengan Miss Yuli (guru privat gue) mereka semua tertawa terbahak-bahak tanpa mempedulikan gue sedikitpun. Gue sedikit tersinggung dengan cara mereka yang menyambut salaman gue dengan tertawa lepas seperti itu. 

“Maaf, tadi gue pulang sekolah jam setengah 4 dan motor kehabisan bensin jadi gue ke sininya telat, skali lagi gue minta maaf.” Gue coba berkata di tengah kehebringan mereka. Tapi, mereka sama sekali gak mempedulikan gue, bahkan apa yang barusan gue bilang pun mereka sepertinya gak dengar. 

“Nak, masuk aja, gak apa-apa kok, tadi Abangmu sudah telpon juga kalau kamu kemungkinan datangnya telat” kata Miss Yuli sembari senyam-senyum sambil menahan ketawa. 
“Emang apa sih yang kalian tertawain? Ada yang lucu ya sama gue?” Tanya gue dengan sedikit gusar. 

“Bi, emang kacamata jaman sekarang modelnya kayak gitu ya? hahahaa” Tanya salah satu teman gue. 

sorry Bi, kami merasa lucu aja dengan kacamata lo yang seperti itu, makanya kami semua tertawa, lo sengaja ya pake kacamata seperti itu,” sambung teman yang lain.

Dengan cepat gue membuka kacamata dan…  oh my God!!! Kacamata gue yang sebelahnya bolong cuy.. ya Tuhan… pantasan semua orang ngetawain gue. Oh no, ini sangat memalukan. Gue sendiri gak bisa menahan ketawa plus malu. 
“Aduh, sorry temen-temen gue gak tahu kalau kacamata gue yang sebelahnya gak ada kacanya, tadi karena terburu-buru gue langsung membuang kacamata di tempat tidur, mungkin kacanya yang sebelah lepas, makanya jadi bolong kayak gini”. Sumpah! gue malu banget…

Teman-teman belum bisa menahan tawanya, coba deh lo bayangin, lo pake kacamata dan sebelahnya itu bolong alias gak ada kacanya, gimana perasaan lo. Gue gak marah sama mereka, walaupun gue sebenarnya malu jadi bahan ejekan mereka, tapi tak apalah itu merupakan satu pengalaman yang mungkin takkan pernah gue lupakan. Gue yakin dengan pengalaman kacamata bolong itu yang buat mereka gak bakalan ngelupain gue (ambil positifnya aja, hehee).

Rabu, 27 Juni 2012

Adikku "Dino dan Nina"

“Gak,,, aku gak mau makan. Gak mauuu....” teriak Nina menolak dengan kasar makanan yang diberikan Ibu. “Sayang, kamu seharian udah gak makan. Sekarang kamu harus makan supaya jangan sakit. Kamu harus merelahkan kepergian Dino. Kamu harus percaya pada kenyataan. Kakak kamu udah gak ada, Dia sudah meninggal sayang. Ikhlaskan dia.” Kata Ibu sambil mengelus-elus rambut Nina. “Gak... Kakak belum meninggal. Dia lagi maen sama teman-temannya. Bentar juga dia pulang kok, Aku mau nungguin dia sampai pulang.” 

Yaakkhhh,,,,Itulah Nina. Adikku yang bungsu. Kami terdiri dari 3 bersaudara. Aku, Dino dan Nina. Awalnya kami adalah keluarga yang cukup bahagia dan saling menyayangi. Karena aku sibuk dengan kerjaku di kantor, dan mengingat umurku yang jauh lebih tua, maka aku jarang bermain sama mereka. Aku lebih sering membantu Ibu untuk menyelesaikan tugas rumah.  Dino dan Nina sangat dekat. Kemana-mana mereka selalu berdua. Bahkan saat makan saja, kalau Dino belum pulang kuliah, Nina gak akan mau makan. Begitupun sebaliknya.
Aku sangat senang melihat kedua adikku akur dan saling menyayangi seperti itu. Kadang sesudah pulang dari kerja, Aku sering usilin mereka kalau lagi berduaan, “ciiee,,, kayak yang lagi pacaran aja nih, awas lho pacar-pacar kalian nanti bisa cemburu lihat kedekatan kalian,” “biarin, kalau disuruh milih, antara pacar sama Dede, aku pasti akan lebih milih Dede,” jawab Dino sambil memeluk Nina. Biasanya kalau sudah seperti itu pipi Nina pasti akan memerah karena malu. “Ia deh, aku sayangg banget sama kalian,” kataku sambil merangkul mereka. Ayah dan Ibu kadang ikut terharu kalau sudah melihat momen-momen seperti itu.

Tapi, sayangnya kebahagiaan itu gak bertahan lama. Suatu hari, Nina mengajak Dino untuk pergi ke kebun binatang. Sebenarnya Dino mau ke kampus karena ada rapat panitia penerimaan mahasiswa baru. Tapi, karena ajakan Nina, dia batal ke kampus dan menemani Nina ke kebun binatang. Di tengah perjalanan, gak tahu kenapa, mobil yang dikendarai Dino remnya blong. Dino kebingungan mengendalikan mobilnya. Kemudian,,,,, pprraaakkkkkk!!!!!!!!!!!!!! Mereka kecelakaan. Dino menabrak pohon besar yang berada di pinggir jalan. Mereka mengalami luka yang serius. Mereka berdua sama-sama pingsan. Untung di dalam mobil itu ada kartu nama keluarga. Jadi warga di tempat itu gak kesulitan mencari kami.

“Dinnnooo,,, Ninaaa,,,, kenapa bisa terjadi seperti ini sama kalian,,, Dinooo,,, Ninaaaaa,,,” tangis Ibu sambil menguncang-guncang tubuh mereka berdua setelah sampai di rumah sakit. “Maaf bu, pasiennya harus segera kami bawah ke ruang ICU, ibu mohon tunggu di luar,” kata salah seorang perawat. Aku dan Ayah hanya diam. Seluruh tubuhku terasa kaku. Aku pengen nangis, teriaakk, dann,,, akhhh.... kulihat Ibu jatuh tersungkur dan terus menangis sambil memanggil-manggil nama Dino dan Nina. Perlahan-lahan Aku mendekati dan memeluknya “Bu, sabar ya, kita tunggu hasilnya dari dokter, kita berdoa dalam hati semoga mereka hanya pingsan biasa, dan luka-luka mereka bisa terobati.” Kataku sambil berusaha menenangkan Ibu. Ayah berjalan menjauh dari kami dan menyandarkan diri tak berdaya disalah satu kursi di ruang tunggu. Dia sedang coba berusaha menenangkan diri. 

1 jam, 2 jam, 5 jam sudah kami menunggu tapi belum juga ada kabar dari dokter. Aku makin resah, jangan-jangan terjadi apa-apa sama adikku. Oh Tuhan, tolong Dino dan Nina, aku sangat menyayangi mereka. Aku gak mau mereka kenapa-kenapa. Aku terus berdoa dalam hati. Untuk kesekian kalinya kurangkul Ibu yang gak ada henti-hentinya menangis. Aku jadi kasihan melihat Ibu. Lemah!!!

“Apa kalian keluarga dari Dino dan Nina?” tanya dokter kemudian. “I..ia, gimana keadaan anak saya,” kata Ayah dan Ibu bersamaan. “Sebelumnya, kami mau minta maaf. Kami sudah berusaha semaksimal mugkin. Tapi Tuhan berkehendak lain. Dino gak bisa kami selamatkan. Hanya Nina yang masih ada kesempatan untuk tetap bersama kalian.” Tubuhku makin kaku. Aku jatuh tersungkur. Aku gak tahu dan gak ingat apa yang terjadi pada Ayah dan Ibu sebelum semuanya terasa gelap.... Sunyi.... Aku pingsan!!

Setelah kejadian itu. Nina menjadi stres. Dia menyalahkan dirinya kalau dia yang menyebabkan Dino meninggal. Dia beranggapan kalau saja dia tidak mengajak Dino ke kebun binatang, semua ini tidak akan terjadi. Sudah seminggu setelah kepergian Dino, Nina mengurung diri di kamar dan tidak mau makan. Badannya kurus. Lemas. Sudah seperti orang yang tidak terurus. Aku berusaha menggantikan Dino di hati Nina. Tapi Nina malah cuekin aku. Dia selalu nanyain Dino setiap Aku menghampiri dia di kamar. Bahkan novel –novel kesukaannya yang Aku berikan juga gak dipedulikan lagi. Semakin hari, kondisi adikku Nina makin memburuk. Bahkan sekarang lebih memprihatinkan. Dia bahkan sudah tidak percaya pada kenyataan. Dia pasti akan marah besar ketika mendengar orang megatakan kalau Dino sudah meninggal. Aku hanya bisa menangis setiap kali memandangi Nina yang lagi berbicara pada boneka panda hadiah ulang tahun yang diberikan Dino saat dia sweet seventeen beberapa bulan sebelum kecelakaannya. Dia berbicara pada boneka panda itu seolah-olah dia lagi bicara sama Dino.

Sore itu psikiater pribadi kami datang mengecek keadaan Nina untuk kesekian kalinya. Karena psikiater itu mendapati tidak adanya perubahan pada diri Nina tapi malah menjadi tambah parah, dia terpaksa mengatakan bahwa “tidak ada lagi cara lain untuk menyembuhkan Nina kecuali membawa Nina pergi dari rumah itu. Jauhkan dia dari hal-hal yang ada hubungannya dengan Dino atau yang menyangkut dia dan kakaknya itu. Memang butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk membawa Nina menjadi normal kembali seperti Nina yang dulu karena ikatan batin sama kakaknya itu sangat kuat. Yang dibutuhkan Nina sekarang adalah motivasi dan kasih sayang dari kalian sebagai orang-orang terdekatnya”. Kata-kata psikiater itu sedikit membawa kelegaan sekaligus kekecewaan kepada aku dan juga orang tuaku. Ada sedikit rasa enggan dari kami untuk berpisah dari Nina. Tapi, demi kesembuhan Nina, kami harus merelakan Nina selama 1 tahun atau bahkan lebih untuk jauh dari kami. Nina akan dibawa psikiater itu ke Amerika untuk menenangkan diri di sana sekalian untuk menyembuhkan rasa trauma dan frustasinya.

Aku dengan berlinang air mata memapah Nina menuju mobil. Hari ini hari terakhir kami bersama Nina. Bukan Aku saja yang merasakan kesedihan ini, tapi orang tuaku juga. Kulihat Ibu bersandar lemah di bahu Ayah dengan penuh air mata. Sangat berat bagi kami. Tapi hanya itu yang bisa kami buat. Nina harus pergi dengan sejuta kebohongan. Tidak gampang kami membujuk Nina untuk keluar dari kamar, dan melepaskan boneka panda pemberian Dino. Satu-satunya cara yang kami lakukan yaitu berbohong padanya. Kami mengatakan pada Nina bahwa dia akan dibawa untuk bertemu Dino. Aku meyakinkan padanya bahwa Dino sedang menunggu kedatangannya. “Yang benar???  Kakak  pasti sudah menyediakan hadiah spesial buat aku. Hmm, pasti hadiahnya kalung. Kakakkan pernah janji buat beli’in aku kalung. Nanti kalau aku sudah ketemu Kakak, akan aku tanyain dia, kenapa dia perginya lama sekali, dan gak pernah ngasih kabar ke aku. Aku pengen crita lama-lama lagi sama Kakak. Aku udah kangen banget ma dia,,” balas Nina dengan polosnya. Kasihan dia. Aku merasa sangat jahat.

Akhirnya perpisahan itupun benar-benar menjadi kenyataan. Aku, Ayah, dan Ibu hanya terpaku memandangi mobil yang membawa Nina pergi, sampai mobil itu sudah tidak kelihatan. “Ninnaaaaaaa,,,,,,,,,” teriakku sambil berlari mengejar mobil itu. Semakin jauh aku mengejar, lututku terasa semakin kaku. Aku tersungkur lemah tak berdaya. Aku berteriak sesuka hatiku. Aku lepas semua kekesalan yang tertahan dihatiku selama ini.

Satu tahun sudah berlalu. Kriiinggg,,,krriinnggg,,,, telepon rumah berbunyi. “Halo?” jawabku. “Halo? Ini sama kak Amanda ya,” balas yang menelpon. “Ia, ini siapa ya?” tanyaku penasaran. “Hayo, coba tebak, aku siapa hayoo,,,” “Ninaa??? Kamu beneran Nina kan???” teriakku kegirangan karena Aku ingat banget kebiasaan Nina yang suka sekali ngerjain orang pake tebak-tebakan. “Ia kak, ini Nina” jawabnya singkat. Tanpa sadar Aku menitikkan air mata. mulutku terasa berat untuk berbicara. Baru kali ini dia manggil Aku dengan sebutan ‘Kakak’, dia biasa panggil Aku “Amanda” aja. “kak Amanda masih di sana kan?” tanyanya lagi. Aku masih terdiam. Aku menyerahkan teleponnya sama Ibu. “Halo? Ini Ibu sayang,” kata Ibu pelan. Aku gak tahu apa yang dibicarakan Ibu sama Nina. Aku masuk ke kamar. Aku sepertinya belum percaya kalau Nina manggil Aku kakak. Aku sepertinya tidak tenang. Aku kembali ke ruang tamu. Kulihat Ayah sekarang yang sedang berbicara dengan Nina. Aku mendekati Ayah, “Yah, boleh gak Aku ngomong sama Nina sebentar,” kataku dengan polos. “Boleh dong, Nina nih kakakmu mau bicara,” kata Ayah kemudian dan meyerahkan gagang telepon itu sama Aku. “Nin, aku boleh manggil kamu Dede?” tanyaku memberanikan diri, tapi dengan suara pelan. “Lho, kok kakak malah nanya, boleh dong kak, Aku kan adiknya kakak,” jawab Nina smangat. Aku kembali terdiam. Nina nerusin pembicaraannya, “kak, maafin aku ya, kalau selama ini aku selalu menganggap kakak gak ada, bahkan disaat kak Dino sudah gak ada pun aku masih cuekin dan gak mau nerima kakak, aku nyesal kak, padahal yang sayang sama aku bukan hanya kak Dino doang, ada kak Amanda, Ayah dan Ibu. Makasih ya, sudah jadi kakak yang baik buat aku selama ini. Aku sayang kak Amanda.” Aku mendengar suara Nina putus-putus. Sepertinya dia menangis. Aku ikut terharu. “iya De, maafin Kak Amanda juga ya, selama ini kakak terlalu sibuk dengan kerja kakak sehingga kakak jarang bermain bersama kamu, mulai sekarang kakak janji akan jadi kakak yang selalu ada disaat adiknya membutuhkan, kakak akan menjadi kakak yang baik seperti kakak Dino kamu.” “Kak Amanda….” Suaranya terhenti, sepertinya dia sedang berusaha menahan tangis. Aku membiarkan dia. Lama kami berdua saling membisu. “Dede, gimana keadaan kamu sekarang?” tanyaku setelah lama berdiam. “Aku sekarang baik-baik saja kak, aku juga udah nerima semua kenyataan. Aku sadar kak bahwa setiap pertemuan pasti diakhiri dengan perpisahan. Begitupun aku sama Kak Dino. Walaupun berat tapi aku sudah bisa menerima itu semua.  Makasih ya, aku seperti ini juga karena kalian. Sekali lagi makasih banyak ya kak, untuk semuanya.” Kata-kata Nina  membuat Aku legah sekaligus terharu. “Ia Dede, kamu baik-baik ya disitu, jangan nakal,” jawabku sambil tersenyum bahagia. Walaupun kami tidak saling lihat tapi Aku merasa kalau Nina juga sedang tersenyum mendengar kata-kataku.

Hhmmm,,,, Aku menarik nafas legah. Ternyata benar, semua akan terasa indah pada waktunya. Itu yang kurasakan sekarang. Thanks God!! Bisikku dalam hati.

Minggu, 24 Juni 2012

Permainan "Crita Nama"

Hai teman-teman… aku punya permaian seru lho..
Mau tahu namanya apa?
Hmm, kasih tahu gag ya?
Hahahaa, aku kasih tahu deh, nama permainannya “crita nama” caranya gampang kok.
Gini ya, kamu cukup nulis nama lengkap kamu dari awal sampe akhir dengan baris banjar ke bawah.
Setelah itu, mulai deh kamu critakan biodata singkat kamu berdasarkan abjad nama kamu dari yang paling awal sampe akhir. Bingung yah cara menggunakannya. Untuk lebih jelas, lihat contoh dari nama aku yah…

Nama aku Yublina Gollu, berikut hasil dari permainan “crita nama” untuk namaku, disimak yah…

Y = uk kenalan…
U = ntuk teman-teman yang belom kenal, nama aku Yublina Gollu
B = iasanya teman-teman panggil aku Yubi
L = ipan/kaki seribu adalah bintang yang paling aku beci
I = iiihhh, tau gak sih panda adalah binatang paling lucu dan menggemaskan menurut aku lho
N = ah, kalian juga harus tahu, warna kesukaan aku apa…
A = pa hayoo.. mau tahu gak ? blue is my favorith color

G = itar adalah salah satu alat musik yang paling aku suka
O = oh jangan dikira aku gak bisa maen gitar lho, aku bisa kok walaupun cuma dikit
L = agu barat favoritku adalah lagunya Cristian Bautista “The way you look at me
L = agu Indonesia yang menjadi lagu favoritku adalah lagunya Rama “Bertahan”
U = dah dulu ya teman-teman, kalo mau tahu aku lebih banyak, add aja myfacebook

Demikian crita nama dari aku, gimana seru kan?

Sekarang aku tantang kalian semua, bisa gak kalian critain biodata kalian menggunakan setiap abjad dari nama kalian sendri…

Slamat mencoba guys.. good luck ya..

Sabtu, 23 Juni 2012

Mom, You My Everything

Tahu gag, cinta yang paling besar, tulus dan sangat berarti itu berasal dari siapa? Ibu. Hanya seorang ibu yang bisa memberikan cinta seutuhnya kepada kita. Cinta yang kita dapatkan dari teman, sahabat ataupun pacar tidak akan mampu menandingi dasyatnya cinta ibu kepada kita. 

Sadarkah kita akan setiap pengorbanan yang telah dilakukan ibu itu untuk apa? Hanya untuk kebaikan kita anak-anaknya.

Sudahkah kita membalas pengorbanan itu? Atau sudahkah kita berkorban sedikit saja untuk ibu?
Ada satu cerita singkat:
Seorang anak muda, sebut saja namanya Rendy. Dia tinggal dengan ibunya yang sakit-sakitan. Bukan hanya itu saja, ibu ini juga lumpuh. Rendy punya banyak teman diluar sana. Tetapi, dari semua temannya belum ada satu pun yang datang bertandang ke rumahnya, tentu karena dilarang oleh Rendy. Mau tahu alasannya? Ternyata Rendy malu punya ibu sakit-sakitan yang juga lumpuh. Semakin hari Rendy juga merasa makin malas mengurus ibunya.

Rendy berpikir untuk membuang ibunya di tengah hutan. Sore itu, Rendy menggotong ibunya menuju ke hutan. Di perjalanan si ibu ini menarik setiap ranting kayu, mematahkannya dan meletakkannya di sepanjang jalan, begitu seterusnya hingga sampai di tengah hutan. Rendy menurunkan ibunya, dan menyandarkan di sebuah pohon. “Ibu, maafkan Rendy ya, Rendy terpaksa membiarkan ibu disini karena Rendy sudah gak kuat lagi mengurus ibu, Rendy juga malu dengan teman-teman Rendy kalau melihat keadaan ibu seperti ini”.
“Gak apa-apa nak, makasih ya selama ini kamu sudah mengurus ibu dengan baik. Kamu berhak mendapatkan kebahagiaan di luar sana, mungkin ibu jadi penghalang kebahagiaan kamu selama ini. Jadi, ibu lebih baik disini saja. Ingat makan ya, jaga kesehatan kamu. Oh iya, tadi ibu sudah mematahkan beberapa ranting dan meletakkannya di sepanjang jalan. Kamu ikuti aja setiap ranting-ranting itu agar kamu tidak tersesat untuk sampai ke rumah.” 

Dengan berderai air mata, Rendy tersungkur dan merangkul ibunya. “Maafkan Rendy bu, bahkan disaat Rendy mau buang ibupun, ibu masih memikirkan keselamatan Rendy. Sekarang Rendy janji bu, Rendy bakalan bawa ibu pulang dan akan mengurus ibu dengan baik. Rendy tidak akan pernah malu lagi. Karena ibu yang Rendy punya adalah ibu yang hebat, yang sangat menyayangi Rendy”.
Akhirnya, Rendy membawa ibunya kembali ke rumah dan seperti janjinya dia mengurus ibunya dengan penuh kasih sayang.

Guys, renungkan baik-baik cerita singkat di atas. Walaupun kita gak punya kisah yang serupa tapi pesan moral dari cerita di atas hanya satu yaitu: janganlah kita melihat keburukan, kekurangan atau ketidaksempurnaan dari ibu kita. Tapi tengoklah pengorbanan apa yang telah dia lakukan untuk kita. Dalam ketidaksempurnaannya dia masih bisa membesarkan kita sampai kita menjadi seperti sekarang ini. Walaupun kita seringkali menyakiti hatinya, dia tetap menyayangi kita dengan tulus dan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk kita. 
Mom, you my everything. I love you because you my angel...

Kamis, 21 Juni 2012

Kata-Kata Gombal Versi 2012

“Nama kamu indah ya? | oh ya? | iya, apalagi kalo ada nama aku dibelakangnya”

“Udah makan bang? | udah Neng, tinggal jadi istri Neng yang belom”

“Habis darimana sih Bang, kok ngos-ngosan gitu? | habis berlarian di hati kamu, Neng”

“Neng, anak sekolahan ya? | iya Bang | punya pulpen dong? | punyalah Bang | boleh Abang pinjam, Neng? | boleh Bang, emang mau buat apa sih? | buat nulis nama kamu di hati aku!”

“Neng, tahu crita Romeo dan Juliet gak? | tahulah Bang, kan yang jadi Romeo sama Julietnya  aku sama Abang!”

“Neng, mau gak jadi TTM ku? | Teman Tapi Mesrah, Bang? | bukan, Teman Tapi Menikah”

“Neng, kamu tahu kan kalo aku takut ketinggian? | tahu Bang | takut gelap? | tahu Bang | tapi ada satu yang paling aku takuti yang kamu gak tahu | apa itu Bang? | takut kehilangan kamu”

“Neng, kamu tahu gak ada berapa macam musim di Indonesia? | kalo gak salah 3 Bang, musim gugur, musim semi dan musim kemarau | tapi selama kenal kamu, hanya satu musim yang aku rasain | musim apa Bang? | musim rindu”

“Neng, kamu kembaran ya sama bintang di langit itu? | gak lah Bang, ngaco aja deh | ya habis liat Neng sama aja liat bintang, sama-sama indah”

“Neng, nyalain dong bluetoothnya | buat apa Bang? | aku mau transfer hati aku ke kamu”

“Neng, punya tali gak? | buat apa Bang? | buat ngikat hati kamu ke hati aku”

“Neng, bintangnya apa? | Cancer, Abang bintangnya apa? | aku mah bintang di hatinya Neng”

“Neng, kamu cita-citanya apa? | aku mau jadi guru, Abang cita-citanya apa? | kalau Abang mah dari dulu cita-citanya pengen jadi suami Neng”

“Neng, bisa bantuin Abang gak, Abang tersesat ni | lho, kok bisa? tersesat dimana Bang? | di hatinya Neng”

“Neng, kalau cantik tuh kira-kira dong | lho, emang kenapa, Bang? | aku jadi gak bisa tidur nih gara-gara mikirin kamu terus”

“Neng, tahu gak kalau ada yang lebih indah dari bintang? | gak tahu Bang, emang ada? | ada, yah kamu”

“Bang, tahu gak pulsaku berkurang terus setiap kali sms Abang nih | ya gak apa-apa Neng, cintanya kan namba terus”

Cewek: Beb, kamu kelihatan cakep ya kalau pake topi coklat ini
Cowok : ??? ini kan topi warnanya biru Beb
Cewek : wah, ternyata cinta itu emang buta ya..

Cowok : Beb, ikut aku sekarang…
Cewek : mau kemana Beb?
Cowok : aku mau bawa kamu ke toko bunga
Cewek : mau beli bunga?
Cowok : nggak, aku mau nunjukin kamu ke orang-orang yang di toko itu, kalau ada yang lebih indah dari bunga-bunga itu… 

Cowok : Beb, tahu gak kenapa pelangi wujudnya cuma setengah
Cewek : gak tahu Beb, emang kenapa?
Cowok : karena yang setengahnya ada di mata kamu

Cowok : Beb, jangan ngomong ya…
Cewek : lho, kenapa?
Cowok : soalnya, setiap kali habis dengar suara kamu, malamnya aku gak bisa tidur…

“Tempat yang paling indah tuh bukan di bulan, tapi di sisimu”

“Kopinya pahit banget sih, tapi kalo minumnya sambil ngeliat kamu tersenyum jadi terasa manis, deh..”

“Aku dah pernah jatuh dari pohon, aku dah pernah jatuh dari tangga, bahkan aku dah pernah jatuh dari motor. Itu semua gak enak banget. Tapi ada satu jatuh yang sangat menyenangkan yaitu jatuh cinta sama kamu”

Selasa, 19 Juni 2012

Indahnya Jatuh Cinta

Yang namanya cinta tidak akan indah kalau tidak dibarengi air mata. Maka, tak heran jika ada filsafat yang mengatakan bahwa, kalau kamu belum siap mengeluarkan air mata maka jangan coba-coba kamu mengenal yang namanya cinta. Karena cinta dan air mata itu sepaket. Seperti yang kebanyakan orang alami saat ini. Aku paling benci yang namanya air mata. Siapapun dia yang menangis di depankudengan alasan apapun yang berhubungan dengan cinta maka jangan salahkan aku kalau akan aku tendang dia jauh-jauh dari hadapanku. Yah, itulah aku. 

“Kamu itu belum pernah jatuh cinta makanya kamu gak tahu, gimana sakitnya cinta itu” kata temanku suatu ketika. 

“Karena aku tahu cinta itu hanya membawa bencana dan air mata makanya aku gak mau jatuh cinta dan mengenal yang namanya cinta. Lagian sih, kalian pada bodoh semua udah tahu cinta itu seperti apa, masih juga kalian pertahankan dan yang paling menyedihkan buat aku nih, kalian sampe lakuin apa aja buat mendapatkan cinta itu. Gak penting banget”.

“Ya, kamu gak ngerti sih, makanya kamu bisa ngomong kayak gitu. Nanti juga suatu saat kalau kamu dah jatuh cinta baru kamu rasakan baik-buruknya,” balas temanku. 

Aku memilih diam, paling malas aku kalau dah bicara tentang cinta-cinta’an. Mending aku dengerin nenekku cerita tentang jaman-jaman penjajah dulu ketimbang dengerin teman-temanku ngomongin cinta atau sejenisnya. 

Sore itu, sepulang kampus seperti biasa aku maen ke telaga yang tidak jauh dari rumahku. Itu adalah satu-satunya tempat fovoritku. Setiap kali pulang dari kampus aku harus mampir ke situ walaupun cuma sebentar. Sehari aja aku tidak ke situ seperti ada sesuatu yang belum sempurna dihidupku. Aku sudah jatuh cinta sama tempat itu sejak kami menghuni rumah yang tidak jauh dari telaga itu. Aku menghidupkan MP4 dan berbaring di rerumputan sambil melepas lelah karena aktifitas di kampus yang begitu padat, diiringi musik jazz yang menambah indahnya telaga ini. Sejenak aku berpikir tentang kebiasaanku mengunjungi telaga ini. Menurutku telaga ini tempat yang menyenangkan dan bersahabat banget, tapi sayangnya cuma aku yang berpendapat seperti itu. Orang-orang yang disekitar situ sama sekali gak tertarik sama telaga ini. Mereka bahkan gak pernah memperhatikannya, apalagi mengunjunginya. 

Tiba-tiba terlintas dipikiranku tentang cinta. Aku udah jatuh cinta kali ya sama tempat ini, makanya gak ada alasan untuk gak mengunjungi tempat ini barang seharipun, selalu ada alasan untuk ke tempat ini”. 

Mungkin seperti ini kali yang dirasakan oleh mereka-mereka yang jatuh cinta pada seseorang yang menarik hatinya. Walaupun bagi orang lain dia biasa-biasa saja tapi bagi mereka yang jatuh cinta padanya dia sangat istimewa dan luar biasa, maka untuk mendapatkannya mereka pasti menggunakan berbagai macam cara dan seperti aku yang tak mau lepas dari telaga ini, mereka pun rasanya tak ingin lepas dari sosok yang sudah menarik hati mereka.
Siapapun pasti tidak akan pernah lepas dari yang namanya jatuh cinta, bagaimanapun cara kamu menghindarinya suatu saat kamu pasti akan mengalami jatuh cinta. Gak percaya? Buktinya aku. Bertahun-tahun aku menghindar dari yang namanya jatuh cinta, karena menurut aku cinta itu hanya akan membawa bencana dan air mata. 

Tapi ternyata cinta mampu menaklukan aku juga. Diam-diam aku mengagumi sosok yang begitu baik, sederhana, pintar, dan apa adanya. Namanya Dinda, anak baru pidahan dari fakultas kedokteran Bandung. Gak tahu kenapa setiap kali melihat dia ada sesuatu yang beda dalam dirinya, senyumnya yang begitu manis membuat aku ingin melihat dia terus tiap hari. Ini kali ya rasanya jatuh cinta. 
Teman-temanku sudah seperti paranormal yang sok tahu “hei Jo, kamu kenapa tuh ngeliatin telaga sambil senyam-senyum kayak gitu, emangnya di telaga itu ada Dinda ya.. hahaa” kata salah satu temanku waktu aku ajak mereka maen ke telaga. 

Sebenarnya mereka paling malas aku ajak ke telaga karena menurut mereka gak ada yang menarik di sana. Tapi karena aku ngajaknya pake “pemaksaan” jadi mau gak mau mereka harus mau. Kembali ke pembicaraan mengenai Dinda. 

Aku kaget mendengar gurauan temanku itu. “Ih, sotoy banget sih kamu jadi orang. Siapa juga yang lagi mikirin Dinda. Gak penting banget”. Ngelak jalan satu-satunya untuk selamat dari tudingan mereka. 

“Jiah, kami nih bukan baru kemarin kenal yang namanya cinta, Jo. Dari gerak-gerik kamu aja, kami udah tahu kalau kamu suka kan sama si anak baru itu, ngaku aja deh Jo kami semua ngedukung kamu kok”, mereka terus meneror aku. 
Bukannya aku takut mereka tidak mendukungku, karena mereka dukung ato tidak pun aku tetap akan berusaha untuk ngedapetin Dinda. Tapi yang aku takutin kalau mereka sampe tahu aku sudah jatuh cinta. Soalnya aku selalu bersikeras untuk tidak akan pernah jatuh cinta. Duh harus alasan apalagi nih. 

“Ah, ngaco aja kalian. Lagian kalian tahu sendirikan aku paling benci ngebahas yang gini-ginian” 

“Udalah Jo, sampai kapan kamu mau menghindar terus, semakin kamu menghindar cinta akan terus membuntuti kamu. Biarkanlah cinta itu mengalir Jo, cinta tidak selamanya membawa bencana kok. Pada dasarnya cinta itu indah, kalau kamu salah memahaminya maka cinta akan jadi bencana, tapi kalau kamu bisa menghargai dan memahami cinta yang sebenarnya itu, tentu kamu akan bahagia”. 
“Jo, orang yang gak waras aja bisa jatuh cinta masah kamu kalah sama mereka? Cinta itu ada pada setiap insan di dunia ni Jo,” Aku dicermahin abis-abisan seolah-olah aku anak TK yang sama sekali gak ngerti akan cinta. 
Sejak saat itu aku mulai sadar kalau aku juga butuh cinta dan berhak untuk jatuh cinta. Benar juga sih kata teman-temanku, mungkin hanya orang yang tidak normal alias kelainan alias idiot yang tidak mengenal apa itu cinta. Seperti berputar 360 derajat, kehidupan aku sekarang tentang cinta jauh berbeda. Sekarang aku sudah tidak malu lagi, bahkan aku yang paling bersemangat kalau bicara soal cinta. Rasanya setiap hari kalau ngumpul sama teman tuh obrolan paling menarik buat aku yaitu tentang cinta. 
Teman-temanku pada bingung “Jo, kamu baru kesambet setan apa sih? Akhir-akhir ini obrolan kamu tentang cinta mulu, gantian kami sekarang yang bosan. Skali-skali ganti topik lah, ngomongin film terbaru kek, ato Negara yang paling unggul di Euro kali ini kek. Nih tiap hari cinta mulu, Dinda mulu, bosan juga kan jadinya”. Kata salah satu temanku sewaktu ngumpul di sebuah café yang gak jauh dari kampus. 

“Ya, kalian gimana sih, kemarin-kemarin kalau aku ngomongin Negara paling unggul di Euro, kalian gak serius dengarnya malah kalian asik ngobrolin pacar-pacar kalian, dan sekarang giliran aku jatuh cinta masah kalian nyuru aku ngebahas bola lagi, gimana sih kalian? Gak konsisten banget”. Jawabku sedikit sewot. 
“Yaudalah Jo, jangan sewot gitu. Oh ya kapan kamu nembak Dinda” 

“Bentar lagi, tunggu tanggal mainnya aja. Ingat kalian harus bantuin aku. Siipp?” 

“Pastinya Jo, oh ya kamu yakin si Dinda sekarang jomblo?”

“Kok tiba-tiba kamu tanya gitu sih, emang kalian gak percaya kalau dia beneran jomblo? Apa sih yang bikin kalian ragu?”

“Ya, gak juga sih. Cuma kami gag percaya aja, Dinda itu tipe-tipe gadis idaman para cowok lho, masah belum ada cowok yang mengisi hatinya. Ya kami ragu aja sih sebenarnya..”
“Kalian tuh gimana sih, kalian iri ya sama aku karna aku suka sama cewek yang mungkin kalian juga suka. Ngaku aja deh, kalau kalian juga suka sama Dinda. Jangan buat aku berpikir dua kali lagi untuk nembak dia. Jujur ya, perlakuan kalian tuh udah nunjukin kalau kalian gak ngedukung aku sama sekali. Kalian pikir aku anak kecil yang sama sekali buta akan cinta. Mentang-mentang selama ini aku gak peduli sama cinta kalian jadi remehin aku. Udah, aku malas punya teman munafik kayak kalian semua. Aku bisa ngedapetin Dinda dengan cara aku sendiri tanpa bantuan kalian. Sekarang anggap aja kita gak pernah kenal. Nyesal aku sama kalian semua.” Kataku dan langsung meninggalkan mereka. 
“Jo, maksud kami bukan itu, tapi…” 

Aku terus berjalan tanpa mempedulikan mereka.
Hari-hari terus berlalu, dan semenjak kejadian di café itu, hubungan aku dengan teman-temanku benar-benar renggang. Bahkan saat berpapasan sama mereka aja, aku cuekin seoalah-olah mereka dari planet asing yang tak pernah ku kenal. Aku makin dekat dengan Dinda, aku merasa dinda punya perasaan yang sama seperti yang aku rasakan. Tapi, aku bingung cara nembaknya gimana. Aku pengen nembak dia dengan cara yang sangat romantis yang gak bakalan dia lupa seumur hidupnya. Aku sadar ternyata aku butuh teman-temanku. Aku butuh ide cemerlang mereka, karena mereka sangat tahu tentang cinta dan soal tembak-menembak cewek. 
Sore itu aku kembali duduk termenung di telaga. Aku kangen sama teman-temanku. Aku sering memaksa mereka untuk maen ke telaga ini. Mereka selalu mengikuti mauku. Tapi, kenapa hanya gara-gara cinta aku jadi benci sama mereka? Tiba-tiba terlintas dipikiranku kata-kata salah satu temanku dulu

“Kalau kamu salah memahaminya maka cinta akan jadi bencana, tapi kalau kamu bisa menghargai dan memahami cinta yang sebenarnya itu, tentu kamu akan bahagia”. 

Ini kali yah yang disebut bencana, aku sudah salah mengartikan niat baik mereka. Aku yakin mereka gak mungkin masukin aku ke jurang yang dalam, mereka gak mungkin nusuk aku dari belakang. Aku kenal mereka dari kecil dan kami sudah bersama-sama sampai kuliah saat ini, kenapa aku masih berprasangka buruk terhadap mereka. Rasa bersalah itu mulai menguasai aku. Ingin rasanya berkumpul bareng mereka lagi. Kalau saja aku tidak musuhan sama mereka, pasti sekarang aku udah jadian sama si Dinda. Masah udah 3 bulan PDKT aku juga belum nembak-nembak? Parah banget sih aku. 
Siang sepulang dari kampus, aku dapat sms dari sebuah nomor yang tak ku kenal yang bunyinya: Jo, ntar malam jam 7 kita ketemuan di taman blok M ya, ada yang pengen aku omongin

Siapa nih? Ngapain dia sms aku minta ketemuan.
Ni siapa? Balasku. Dinda, Jo. Balasnya.  

Oh my God!! Benarkah? Dinda ngajak aku kencan? Okey Din, aku pasti datang tepat waktu. Balasku penuh semangat. 

Aku merebahkan diri di tempat tidur. Pikiranku melayang-layang. Aku mulai membayangkan apa yang akan di sampaikan Dinda sebentar. Dia pasti mau nembak aku. Yess… yes… akhirnya aku gak butuh bantuan teman-temanku juga. Ternyata cinta gak ribet ya.
Pukul 06:35 aku dah selesai siap-siap dan waktunya berangkat. Aku tiba di taman pukul 06:55. Betapa terkejutnya aku ketika sampai di taman yang di maksud Dinda. Waaww!!! Dinda ternyata romantis juga. Keren banget, dia menghias tamannya penuh dengan bunga. Sejenak aku terdiam dan berpikir. Bodoh banget sih aku jadi cowok. Seharusnya aku yang memperlakukan Dinda seperti ini, Bukan sebaliknya. Seharusnya aku yang nyiepin ini semua buat dia. Aku memang bodoh. Aku gak pantas disini. Baru aku mau masuk ke mobil, seseorang di seberang jalan memanggilku. 

“Dinda? Sejak kapan kamu disitu?” tanyaku begitu tahu yang manggil ku adalah Dinda. 

“Baru juga nyampe”. Katanya sembari menghampiriku. 

“Nungguin aku yah, sori tadi macet jadi agak telat” sambungnya. 

“Oh.. gak kok, aku juga baru nyampe, kita masuk aja”, ajakku bingung. 

Oh my God, Jo... ini semua buat aku ya? Keren banget Jo, waaww.... bunganya harum banget. Kamu tahu dari mana kalau aku suka lily? Aduh Jo, romantis banget sih kamu? So sweet..” Dinda sepertinya bahagia sekali sambil mengelilingi sekumpulan lilin berbentuk buah hati, yang ditaburi bunga-bunga lily. 

“Lho, bukannya yang ngajakin kencan dia? kenapa dia jadi terkagum-kagum seperti itu? Bukannya dia yang udah sedia’in ini semua? Kalau dia terkagum-kagum seperti itu, lalu siapa yang rangcang semua ini? Bukan Dinda, bukan juga aku. Siapa dong?”

“Lho, kok malah bengong disitu Jo? Sini dong, sumpah baru kali ini aku diperlakukan gini sama cowok, sampai kapanpun aku gak akan lupain ini Jo, ini benar-benar suprice teromantis yang pernah aku alami dan yang pernah aku tahu, thanks bangat Jo, kamu memang cowok idamanku.” Kata Dinda berapi-api.

“Iya, sama-sama Din,” aku Cuma bisa megeluarkan kata-kata itu. 

Jujur aku benar-benar gak tahu siapa yang rancang itu semua. Atau apa aku salah masuk tempat. Duh gawat ni, kalau yang sebenarnya punya tempat ini datang dan bilang kalau yang rancang ini semua dia, bisa-bisa tamat riwayat aku untuk dapetin Dinda.
Tidak lama kemudian, aku dapat sms lagi dari nomor yang sama, ajak Dinda mengikuti arah lilin yang menyalah itu dan nanti kalian akan menemukan sesuatu yang menggambarkan perasaan kamu dan dia. 

Jangan-jangan aku di jebak. Aku mulai ketakutan, tapi gimana cara ngasih tahunya ke Dinda. Dia rasanya bahagia sekali. Gak tega aku kalau tiba-tiba aku datengin dia dan bilang kalau semua ini bukan aku yang rancang, kita salah masuk tempatlah atau alasan apapun itu pasti akan membuat Dinda sangat kecewa. 

Sementara aku lagi berbingung-bingung, nomor itu sms aku lagi,
cepatan ajak Dinda kesana, keburu lilinnya mati. Percayalah kalian gak bakalan apa-apa kok, ini untuk kebaikan kalian. Aku bukan orang jahat. 

Aku menarik napas panjang, Entah datangnya darimana keberanian itupun muncul. Aku mengajak Dinda untuk mengikuti lilin yang berjejer penuh dengan hiasan bunga. Aku mengajak Dinda untuk melihat sesuatu yang istimewa di sebelah sana, padahal aku juga gak tahu apa yang sebenarnya ada di sana. Semoga hari ini hari keruntungan aku.  

I LOVE YOU DINDA itu tulisan yang kami jumpai di sana, yang dikelilingi oleh lilin dan berhiaskan bunga lily. Dinda diam dan terpaku melihat tulisan itu. 

“Jo, kamu so sweet banget, aku gak mungkin nolak cowok yang udah memperlakukan aku seperti putri malam ini, romantis banget Jo, sumpah ini akan jadi sejarah dan kenangan terindah yang harus aku ceritakan kepada anak-anakku nanti, I love you too Jo,” kata Dinda sambil merangkulku yang masih diam dalam kebingungan. 

Aku gak tahu siapa yang rancang ini semua. Bukan aku yang lakukan ini, Dinda salah orang. Mungkin ada cowok lain yang akan nembak dia malam ini juga, tapi bukan aku. Perasaan aku benar-benar gak karuan. Aku benar-benar galau saat itu, aku pengen lari dari situ dan mengurung diri dalam kamar. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan.
Dalam kebingunganku, tiba-tiba aku dengar suara orang tepuk tangan, plok... plok... plok... 

“Akhirnya, jadian juga kamu Jo, slamat ya..” dan itu teman-temanku. 

Kenapa mereka bisa ada di sini? Aku kan masih marahan sama mereka. Atau jangan-jangan kejutan ini mereka yang..... 

“Maaf Jo, kami terpaksa lakuin ini, soalnya kalau gak gitu kamu gak nembak-nembak Dinda, kelamaan Jo, keburu ada yang duluan makanya kami sepakat untuk lakuin ini, maafin kami ya kalo kami lancang. Tapi tujuan kami hanya membantu kamu kok”. Kata temanku yang lain. 
“Lho, jadi yang buat ini semua bukan kamu Jo?” Tanya Dinda sedikit kecewa. 

“Begini Din, teman kami yang satu ini orangnya pemalu, saking cintanya dia sama kamu, dia bingung mau nembak kamu gimana, dia pengen saat dia nembak kamu, momen itu gak akan pernah kamu lupain seumur hidup. Dia kelamaan mikir idenya, jadi kami selaku teman-teman yang sangat ngedukung biar kalian cepat jadian, makanya kami memberikan surprice ini sama kalian berdua, selaku pangeran dan putri”. 

“Pantasan dari tadi Jo sperti orang kebingungan aja. Oalah, kalian benar-benar teman yang istimewa, bersyukur sekali Jo dapat teman sebaik kalian. Aku jadi terharu,” kata Dinda. 

Aku mulai angkat bicara dengan sedikit malu-malu. “Guys, maafin aku ya, sumpah kalian sudah sangat berjasa besar dalam hidup aku. Momen ini sangat penting buat aku, dan kalian merancangnya sangat sempurna. Padahal aku sudah memutuskan pertemanan kita. Maafkan keegoisan aku selama ini. Aku takut banget kehilangan Dinda makanya aku jadi parno gitu sama kalian semua, aku kira kalian juga diam-diam menaru perasaan pada Dinda, sebenarnya aku gak pantas mendapatkan perlakuan seistimewa ini dari kalian...” salah satu temanku yang paling benci suasana melankolis kayak gini langsung memotong pembicaraanku. 

“Udah ah, udah kayak di film-film aja sih, yang terpenting sekarang kamu udah jadian sama Dinda, tahu gak kami juga gak merasa tentram kalau gak ada kamu setiap kali kami ngumpul, soalnya gak ada traktirin minum, kami juga kangen sama kebiasaan kamu yang maksa-maksa kami ke telaga favorit kamu itu.. hahaa,” mereka semua malah ngeledekin aku. 
Cinta emang aneh ya, saat kita bahagia semuanya kita lupain, kita berasa bisa mengatasi semuanya sendiri tanpa bantuan orang-orang terdekat kita. Tapi kadang dalam urusan cinta, bantuan/saran/petuah dari orang-orang terdekat atau lebih khususnya lagi orang-orang yang sudah berpengalaman dalam urusan cinta, sangat kita butuhkan untuk keabadian sebuah hubungan. 
Dengan bantuan teman-temanku, akhirnya aku jadian juga sama Dinda dan hubungan kami berakhir di pelaminan. Seperti kata temanku, karena aku mampu menghargai dan memahami cinta yang sebenarnya, maka aku sangat bahagia bersama Dinda sekarang. Kata-kata itu juga akan menjadi wasiat buat anak-anakku nanti. Ternyata Jatuh cinta itu indah ya..

Selasa, 12 Juni 2012

Cinta, Lihat Aku Di sini

Kenapa sih, setiap orang yang aku cintai gak pernah membalas cintaku? Semua orang yang aku harapkan untuk mengisi hatiku malah menjauh, tapi sebaliknya mereka yang tak pernah aku harapkan malah mereka yang selalu menawarkan diri untuk mengisi hatiku. Kenapa sih harus kayak gitu? Aku benci kalo kayak gini terus. Aku udah cukup sabar melihat orang yang aku cintai harus jalan dan bercanda sama mereka yang gag ku kenal. Kenapa gak aku aja yang disitu. Kenapa harus mereka. 

Walaupun aku tak ditakdirkan sama dia, se’enggak-nya kasih kesempatan buat aku untuk berada di sampingnya, aku yang lebih mencintainya. Cinta mereka itu palsu, cintaku yang tulus. Tolong sadarkan dia, lihat aku disini. Aku yang lebih mencintai dia, bukan mereka.

Kenapa sih kamu tak melihat aku? Kenapa kamu selalu abaikan aku. Kenapa kamu lebih memilih mereka? Tak tahu kah kamu ada aku disini yang selalu mengharapkanmu?

Cinta memang aneh, lebih milih disakiti daripada harus dibahagiakan. Kenapa? Karena jika kamu mengejar orang yang kamu cintai, belum tentu orang kamu cintai itu memiliki rasa yang sama alias mencintai kamu juga, itu artinya kamu akan merasa tersakiti, kamu mungkin akan dicintai tapi tidak dengan sepenuh hati. Tetapi jika kamu memilih orang yang mencintai kamu, sudah pasti kamu akan dibahagiakan oleh dia, karena orang itu gak akan tega melihat orang yang dicintainya sakit, dia akan selalu buat kamu tersenyum apapun caranya karena menurut dia, kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan dia juga. 

Aku disini yang selalu mencintai kamu dengan tulus, tolong buka mata kamu. Lihat aku disini yang selalu menantimu. Tahukah kamu, aku merasa sedih setiap kali lihat kamu sedih? 

Cinta… Sadarkan dia, antarkan dia kepangkuanku. Dia tak pantas disakiti. Dia pantas dicintai. Dia milikku.. sadarlah hanya aku yang berhak memilikimu..

Cinta, tengoklah aku disini..
 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design