Senin, 17 November 2014

Lelaki dan Sunset


"Ia telah datang pada mimpi-mimpiku
seperti wahyu yang turun dari Gua persemedian para Nabi"

Dari balik elokmu dan gemuruh ombak di pantai Glagah sore itu
Ada sepasang mata yang bertumbuan 
Memandangiku dalam senyum

Dihatinya api menjadi air tergenang, tenang..
Bagai pohon-pohon yang rindang berjajaran gagah siap melangkah
Sosok itu sigap mengawal Merapi dari badai

"Barangkali di sinilah, diantara ombak dan pasir hitam
Akan kutemui kesetiaan"

Oh, Sunset yang nampak indah sore ini
Aku ingin melukis wajahnya dengan ombak,
Dengan pasir dan sisa-sisa sinarmu
Bahkan indah bola yang tertancap di matanya
Takkan kulupakan

Dengar!!
Dalam sepersekian menit
Terucap kata sayang yang kuartikan cinta
Kau juga dengarkan?

Lihat, rasakan!!
Dalam sepersekian hari
Kutemukan manis yang tak berpelu
juga pahit yang tak bergula
Karena pada lapis itu, kecapanmu akan menjadi berjuta rasa

Mengingat itu, aku mulai takut
Dari jantungnya, mungkinkah ia mengukur kesetiaan dengan bara?
Membakar diri pada sandiwara waktu?

Ah, kau lebih tahu bagaimana memintal derita dalam cinta!

Mestinya tidak hanya diputaran jarum jam kau pijakkan kaki diantara awan
Memamerkan paras indah pada pasir hitam,
Menari dalam riak ombak
Dan rebah dalam sapuan angin pantai

Mestinya, setiap detik kau hadir pancarkan kesejukan
Mestinya kau labuhkan dia dalam hatiku 
Tanpa prasyarat, atau ego atau apalah itu
Mestinya aku percaya sepenuhnya padamu
Juga pada lelaki itu!!
 
"Bukan waktu pula tembok pembatasnya
Apalagi jarak pemisahnya
Hanya perbedaan ikat tali penghubungnya
dan perbedaan pula pedang tajam pemisahnya..

Aku akan mengajarimu memintal cinta direlung semesta
Hingga kau temui dua kata tua penjaga setia mimpi
Di dalam jiwa
Belahan nyawa"

Kamis, 06 November 2014

You're My Bumble Bee

Seperti mendapat harta One Piece dengan cuma-cuma, begitulah rasanya saat terdengar kalimat "Kamu mau jadi pacar aku?" itu disaat aku masih terhipnotis dengan kalimatmu yang mengatakan "Apakah aku salah jika aku sayang sama kamu?"

Sumpah!! Entah aku salah makan apa malam itu, entah kamu salah memakai parfum apa, yang jelas bersamaan dengan menghilangnya sunset itu, terbit kebahagiaan dalam hatiku. Sebenarnya sunset itu tidak menghilang, dia hanya berpindah ke hatiku, kamu yang telah memindahkan. 
  
Aku ingin menulis banyak tentang kamu di sini, tentang perjalanan kita yang kurang lebih enam atau tujuh jam, tujuh atau delapan jam. Tentang kita yang diusir dari pantai hanya karena alasan parkirnya mau ditutup (bilang aja sirik!), tentang jagung bakar yang kepedesan, bukan salah kamu, bukan. Aku hanya berusaha mengimbangi kamu, tapi ternyata kamu raja cabe, maaf kalau jangungnya nangis karena aku cuekin. Oh iya, kita juga di usir dari rumah makan, yang jelas bukan karena kita gak mau bayar tapi karena kita telah melewati batas jam berkunjung.  

Aku ingin menulis lebih banyak dari ini, menulis semua kebahagiaan kita malam itu, tentang langit yang sirik hingga mengutus gerimis untuk mengacaukan perjalanan kita, namun kita tetap melaju dalam senyum. Aku bersyukur pada bulan, karena dia dipihak kita. Kamu ingat cahayanya malam itu? Dia sepertinya tersenyum di atas sana melihat dua bocah sedang menari dalam belaian sinarnya.

Aku tersenyum dalam hati saat kamu menyatakan alasanmu mencintaiku, aku tak akan menulisnya di sini. Alasan itu cukup aku, kamu dan sang maha cinta yang tahu. Aku berteriak girang dalam senyum ketika aku sadar telah memenangkan hatimu.

Kamu tahu, aku bahagia. Aku bahagia dengan semua alasan mencintai yang kamu ucapkan. Aku bahagia mendengar kamu bercerita apa saja. Tentang jahilnya kamu waktu kecil, tentang kekonyolan teman-temanmu, tentang persahabatan kalian. Terlihat jelas kamu menyayangi mereka. Aku suka kamu yang seperti itu. Tetaplah seperti itu.
 
Untuk kamu yang telah membuat malamku indah..
Untuk kamu yang membuat jantungku selalu berdendang.. 
Untuk kamu yang membuat senyumku tak berhenti mengembang..
Untuk kamu yang telah membuat aku paham arti kata 'i love you'..
Untuk kamu yang telah mengajariku arti bertahan..
Untuk kamu yang sudah membawaku hanya untuk sunset itu..
Untuk kamu, cinta tulus ini aku berikan..
Hanya untuk kamu!! 
 
You're my bumble bee
And i can say right now
We'll fly together, making honey with our nectar
And i can finally see, with my hexagonal eyes
You're fine be mine 
Because you're My Bumble Bee
(Sing: Joseph Vincent-Bumble bee)

Senin, 03 November 2014

Sakitnya tuh di Dasar Hati Bukan di Dasar Panci Silang

Yah, di php-in mbel..*emot yang bibirnya manyun trus ada air netes di matanya

Hujan di luar itu udah redah, tapi hujan di hati gue, makin deras aja, mbel. Oh, gak ada hujan ya? Ya udah anggap aja ada mbel, anggap aja begitu.

Gue lagi galau nih mbel, gue abis di PHP-in. Untung gak di BAB-in. Tolongin gue dong mbel. Bantuin mikir gimana caranya. Pake lem kertas kek, lem kayu kek, lem tembok, ato lem daun, pokoknya gimana cara nyambungin itu tali jemuran kosan gue yang udah putus. Apes bener nasib gue mbel, udah hatinya patah, tali jemuran juga putus. Jadilah gue galaunya maksimal. Coba aja ada kompetisi ratu galau sejagat, pasti gue tuh pemenangnya, soalnya gak ada kunci jawabannya.

Mbel, lo tahu gak sih kalo gue sayang sama dia? Pasti lo tahu, kan gue pernah curhat ke lo saban hari. Tapi kenapa gue gak bisa nerima sikapnya itu ya? Kenapa ya mbel? Apa karena  Prabowo gagal jadi presiden ya? Trus apa hubungannya? Dia kan bukan pembantunya Prabowo. “Oh iya, lupa” jawab si gembel. 

Ah lo mah gak serius dengerin curhatan gue. Jangan bikin gue bete dong mbel, udah dianya cuekin prasaan gue, sekarang elu juga malah cuekin gue, trus gue harus curhat ke siapa lagi? Sama tembok di kamar? Ah dia itu gak asik mbel, gue curhat sampe mulut berbusa juga bisanya cuma plototin gue mulu, gak kedip-kedip, gak jawab juga, boro-boro ngasih solusi. Gue curiga, dia abis dihipnotis mati sama Uya Kuya.

Awalnya sih gue #rapopo mbel. kebetulan kata ‘rapopo’ itu lagi nge-trend jadi aja gue pake buat curhat ke lo biar kelihatan gaul gitu, biar curhatnya bermutu mbel, walaupun kualitasnya gak bermutu. Tapi ternyata masih ada kata yang lebih berkelas bumingnya dari kata ‘rapopo’ yaitu ‘sakitnya tuh di sini’

Lo tahu mbel, kata itu udah kayak petir aja nyambar ke mana-mana, bahkan pasangan yang lagi romantis-romantisnya, yang gak pernah mengenal kata ‘galau’ kini mendadak jadi budak galau, ingin banget dibuat galau oleh pasangannya hanya supaya bisa update status tentang ‘sakitnya tuh di sini’ kayak yang lainnya. 

Konyol memang, tapi semua orang ingin hidup di jaman ini, jaman di mana ‘sakitnya tuh di sini’ menjadi trending topik paling apik. Di sini di mana gak tahu, gak jelas juga. Yang penting sakitnya tuh di sini, nunjuk di mana pun sesuka hatimu. Bebas.

Oke, kembali ke te-ka-pe. Gue berusaha menerima sikap dia yang memperlakukan gue cuma sebatas teman. Iya sih, kami memang teman. Ya, pertemanan kami yang hanya muter-muter sekitar obrolan yang kadang bikin gue terbang dan mendarat dengan tidak menggunakan parasut hingga harus terjatuh tanpa ada matras yang siap menanggung tubuh penuh dosa ini. Kadang dihiasi tarik ulur yang bikin hati mengeluh capek. Untung gak sampai tarik tambang karena gue bukan Goliat yang punya otot kuat untuk menarik. Menarik hatinya.

Nah, udah capek kan muter-muternya? Kemudian lo belok kanan ada perempatan lampu merah abis itu lo belok kiri, lurus aja terus nanti ketemu gang yang ada tulisan ‘istana galau’ itulah markas gue. 

Udah tahu? Ya udah cukup lo yang tahu ya, gak boleh bilang siapa-siapa karena istana itu belum ada pangerannya. Gue takut ketahuan banyak orang mbel, kan gue malu, masa istana gak punya pangeran. 

Calon-calon pangerannya juga tiba-tiba ngilang begitu aja, dan gue bersyukur setidaknya gue sadar mereka itu siluman. 

Ada sih yang sampai saat ini bertahan, tapi hati gue yang tiba-tiba menghilang mbel, gak tahu deh ke mana. Alhasil gue bingung, saking bingungnya gue sampe berkepikiran untuk tanya sama mbah google, kali aja dia tahu hati gue pergi ke mana. Eh giliran disamperin mbah google nya lagi sakit, kata dokter dia gak boleh dibebani dengan pertanyaan-pertanyaan yang berat. Akhirnya, gue timbang pertanyaan gue, ternyata beratnya melebihi berat tubuh gunung bromo. Ya udah karena gak jadi nanya, pertanyaannya gue gantungin aja di situ, di bawah pohon tomat samping rumahnya mbah google.

Eh, udah dulu ya mbel, gue mau siram itu pohon tomatnya biar gak dibunuh sama mbah-mbah itu loh yang sekarang lagi sakit, soalnya gue gantungin sesuatu yang beratnya melebihi beratnya gunung bromo di sana, ntar kalo meletus gimana, selain mbahnya mati, kan gue juga ikutan tewas. Dayang-dayang gue juga lagi sibuk pacaran tuh, jadi gue sendiri yang turun tangan. 

Gue juga sebenarnya udah malas berkata-kata nih. Kata-kata gue udah habis di makan sama dia yang udah php-in gue. Gak bayar pula, dikira warung gratis? Untungnya gak pake minum, kalo gak kan gue bisa bangkrut!

Oh iya, lo gak sibukkan? Abis ini temenin gue jalan dong, kali aja ketemu seorang pangeran yang bisa mendiami hati gue yang lagi nganggur ini. Yang jelas, gak php-in gue lagi.
 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design