Rabu, 28 Januari 2015

Kodok pun Gak Bisa Bikin Gue Move On

'Karena kamu gak ada tampang-tampang jomblonya' Nah lo, gue dikasih pernyataan seperti itu sama seorang temen yang baru gue kenal, sebut saja namanya Kodok.

Kodok ini adalah seorang mahasiswa yang tingkatnya satu tahun dibawah gue. Ya, gue dikenalin sama brondong lagi. 

Ceritanya berawal dari si Kodok nge-add facebook gue dan mengirim inbox yang isinya ingin berteman sama gue. Sebagai manusia yang berperi kemanusian dan berperi keadilan, gue menerima permintaan pertemanannya, tapi gue gak balas inboxnya. Dua hari kemudian, nama yang sama nginvite gue di bbm. Gue gak mau acc karena gue takut orang itu salah masuk kamar. Beberapa jam setelah dia nginvite, dan gue gak acc, dia inbox gue lagi di facebook yang isinya minta tolong agar gue acc pinnya, ya dia pake kata 'tolong' yang kesannya sopan tapi agak nyelekit di jantung. Mengingat gue orang yang berperi kemanusiaan, gue acc lagi. Dan jadilah dia nge-PING!!! gue 3 kali, itulah awal mula perkenalan gue dan si Kodok.

Kodok ini orangnya asyik, seru juga dan sedikit lebih cerewet dari gue. Dihari pertama gue ketemu dia aja, dia sudah berhasil bikin gue kikuk. Jelas aja gue kikuk, masa waktu kenalan dia nyebut namanya pake nama gue. Ya, itu sih bikin satu kesan tersendiri buat gue.

Sampe sekarang Kodok masih merahasiakan nama temen yang kenalin gue ke dia, yang jelas katanya dia itu salah satu temen gue dan sering bareng gue juga. Katanya, dia lihat foto gue di hp temen gue itu dan dia tertarik berteman sama gue. Yang bikin gue tertarik berteman sama dia karena dia juga pencinta anime. Ya, dan hampir tiga jam obrolan kami hanya seputar anime, sampai gue nyerah karena hampir semua anime yang dia ceritakan hanya beberapa yang gue tahu. Sebelum mengakhiri pembicaraan kami di caffe itu, dia berjanji bakal pinjemin gue komik yang judulnya YOTSUBATO, salah satu komik jadul yang pengen gue baca tapi setiap nyari di toko buku selalu kehabisan.

Gue pulang dengan perasaan biasa saja. Di perjalanan pulang si Kodok mampir disebuah indomaret, tempat gue dan seseorang yang kusayang terakhir mampir. Waktu itu gue membelikan dia minum karena perutnya agak bermasalah gara-gara nasi goreng wirosableng yang tingkat kepedesannya level 6. Si Kodok ngajakin gue masuk tapi gue tiba-tiba gak mood, gue memilih berdiam diri di atas motor. 

Semenjak meninggalkan indomaret itu, gue jadi lebih banyak diam. Pikiran gue kemana-mana, sampai-sampai gue gak dengerin apa yang dicritain si Kodok. Perlu lo ketahui bahwa Kodok ini orangnya aktif berbicara, bahkan di atas motorpun dia gak bakalan diam. Ah tingkahnya mengingatkan gue sama si Terong yang bisa bagi konsentrasi kalo di atas motor. 

Sampai di depan kos, dia menahan gue dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang sudah dua kali dia tanyakan di caffe tadi, yaitu 'Beneran kamu gak dimarahin pacar kalo jalan sama aku?' dan gue jawab dengan jawaban yang sama, bahwa gue gak punya pacar. Trus gue tanya lagi, kenapa dia menanyakan pertanyaan yang sama berkali-kali. Dan jawabannya bikin gue sedikit kaget plus mules, "ya abis tampang kamu gak ada tampang-tampang jomblonya'.

What? Apa gue gak salah denger? Gue kikuk lagi. Gue hanya menanggapi dengan senyum sembari berjalan membuka gerbang kos.

Sepeninggal Kodok, pikiran gue kembali ke semula. Gue mikirin dia lagi. Hari ini hari rabu, jadwal gue biasanya kencan sama dia. hmm, Ternyata cuma kesenangan sesaat yang gue rasaian bersama si Kodok. 

Belum nyampe lima menit Kodok meninggalkan kosan gue, WA-nya sudah masuk. Gue yakin, si Kodok berkendaraan sambil hp-an. Haha dasar Kodok, bener-bener gak peduli tentang aturan.

Kodok, maaf ya, ternyata gue belum bisa lupain dia...

Minggu, 25 Januari 2015

Gue Ingin Tertawa, Teman!!

Apa yang bakal temen lo lakuin ketika tahu lo abis patah hati? Pertama, yang dilakuin tentu menghibur dengan satu kalimat basi, 'yang sabar ya, gak usa galau terus, yakinlah suatu saat lo pasti bakal dapetin yang lebih baik dari dia'. Kedua, ngajakain lo jalan biar lo gak setres, ketiga lo pikir aja sendiri.

So, kenapa saat gue ngalamin kejadian di atas, kalimat pertama yang gue dapetin bukan itu. Gak ada satupun temen gue yang mengatakan bahwa gue harus sabar dan bla bla bla. 

Kalimat pertama yang kluar dari mulut mereka setelah gue menceritakan asal usul kisah cinta gue berakhir adalah 'lo bego banget sih'. Lo bayangin, orang abis putus, lagi galau galaunya, gak dihibur malah dikatain bego. Sumpah, sakitnya tuh di hati, hancur berkeping-keping.

Memang ya di mana-mana orang bersalah itu pasti menderita hidupnya. Udah dicuekin sama orang yang di sayang, dibegoin pula sama temen-temen. Naas banget sih nasib gue. Hanya karena satu pertanyaan bego itu, hidup gue jadi tersiksa begini. 

Hey cicak, semua nyalahin gue kali ini. Trus gue harus curhat ke siapa lagi? Gue pengen di kasih kata-kata hiburan juga, gue pengen hidup tenang dan gak ngerasa bersalah terus. Iya, gue akui gue salah. Benar kata dia, gue ibarat menanyakan kematian seseorang. Ya, gue juga merasa bego banget mengeluarkan pertanyaan seperti itu. Gue benar-benar minta maaf, cak! Bilangin ke dia dong...

Temen-temin gue yang gak ngertiin kondisi gue sekarang, gue butuh kalian, gue butuh kegilaan dan kekonyolan kalian, gue gakpapa deh dibully kalian karena kebolotan gue, karena gue ingin tertawa saat ini.

Gue ingin tertawa, teman...!!!

Kamis, 22 Januari 2015

Good Bye Sunset


Lagu ini menemani kegalauanku malam ini, Mbel. Hmm, katanya ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi jelas-jelas dia menyalahkanku. Dia bahkan mencari pembenaran dengan menanyakan pendapat orang lain ketika pasangannya menanyakan kapan putus. Apakah itu tidak cukup menjelaskan bahwa ia tak mau disalahkan? Ya, aku paham. Karena aku yang memulai, karena aku yang mengeluarkan pertanyaan itu, maka aku yang salah. 

Tapi aku ingin protes. Kenapa dia harus menanggapi pertanyaanku dengan emosi? Tidakkah dia berpikir dulu kenapa aku bertanya seperti itu? Aku gak mungkin bertanya seperti itu kalau gak ada penyebab kan, Mbel?

Haha, aku seperti orang bodoh yang berusaha meminta maaf pada patung bernyawa. Seharian aku berusaha memberi perhatian, berusaha menunjukkan perasannku, kalau aku masih sayang sama dia. Tapi hasilnya nihil, permintaan maaf, perhatian bahkan perasaanku tidak ditanggapi. Dia masih hidup dalam amarah. Harus berapa kali aku meminta maaf dan harus dengan cara apa aku menyampaikan rasa bersalahku padanya? Apakah rasa bersalah dan penyelesan yang dalam tidak cukup untuk menghukum mereka yang berbuat salah? Apakah orang bersalah harus dihakimi seperti ini? Beginikah cara dia memperlakukan orang yang dia sayang? 

Cinta memang tidak pernah adil. Kenapa orang yang bersalah tidak bisa mendapat kesempatan untuk membelah diri? Ah iya, orang bersalah memang gak pantas membelah diri.

Akhirnya aku sadar Mbel. Aku memang gak pantas untuk dia. Aku bukan pacar yang baik, bahkan disaat dia dicolek bencong pun aku hanya menertawakannya. Pacar macam apa aku ini? Aku bahkan menanyakan kapan kami harus putus! Haha Bego!

Aku akan mengubur dalam-dalam perasaan cintaku yang masih utuh ini. Semoga suatu saat, waktu bisa menghapus perasaan ini, karena aku gak mau dia terbebani dengan perasaanku. Aku ingin dia bahagia bersama yang lain, yang jelas lebih baik dan lebih memahami dia daripada aku.

Mbel, jangan bilang dia ya kalau aku masih sayang sama dia, bahkan sampai detik ini! Sstt, ini rahasia kita Mbel..
Ah, Sunset.....

Kamis, 15 Januari 2015

Siapa yang Salah???

Hai Mbel maaf baru muncul lagi. Sebenarnya banyak yang ingin aku curhatin ke kamu, tapi gak sempat. Akhir-akhir ini aku punya banyak kesibukan, makanya aku jarang ke sini. Bahkan untuk sekedar mampir sebentar saja aku gak sempat. Maaf ya mbel, kamu masih mau kan dengerin curhat aku? Terserah sih, mau gak mau aku akan tetap curhat.

Mbel, aku ingin kamu tahu kalau sekarang aku lagi bimbang. Entah mulai darimana membicarakannya aku sendiri gak tahu. Banyak, bahkan lebih dari kata 'banyak' untuk mencurahkan semuanya. Semua kekacauan hati ketika memikirkan itu.

Aku masih bersama dia Mbel,sosok indah yang telah menyatakan cintanya di antara sunset. Dia yang sudah menghipnotis jiwa ini hingga rasa sayang hanya dapat kuberikan untuknya. Sesuatu yang dulu kusebut perasaan dan seiring berjalannya waktu berganti mejadi ketulusan.

Mari kita mulai dengan masa depan. Mbel, kamu harus tahu bahwa aku dan dia gak pernah membicarakan itu. Tentang masa depanlah, tentang aku siapa, dia siapa, tentang bagaimana hubungan kami. Nggak pernah! Bukan, kata yang tepat untuk itu bukan 'nggak pernah' tapi 'nggak pantas'. Iya, aku dan dia memang gak pantas membicarakan masa depan atau semacamnya. Mungkin dia juga tahu kalau masa depan hanya milik mereka yang memang ingin bersama di masa depan. Buat orang yang memiliki tembok pembatas yang tidak mungkin bisa ditembus, masa depan itu hanya sebuah harapan palsu.

Perbedaan? Ya, itu tembok pembatas yang ku maksud. Tembok yang sangat kokoh, bahkan Goliat pun gak akan mampu menghancurkannya. Mbel, apa yang salah denganku? Kenapa aku selalu jatuh cinta pada orang yang berbeda denganku? Siapa yang salah? Aku kah? Cinta? Atau....

Mbel, akhir-akhir ini aku selalu dihantui sumpah yang pernah diucapkan oleh seorang yang kusebut mantan. Apakah itu pertanda kalau sumpahnya akan benar-benar terjadi? Dulu aku gak pernah peduli dengan sumpah itu, bahkan aku berusaha untuk tidak mengingatnya, karena bagiku sumpah seorang play boy seperti dia gak akan ada artinya. Tapi melihat sikap orang yang ku sayang seperti itu, aku mulai takut. sungguh aku takut.

Karma. Aku termasuk orang yang percaya karma dan kalau memang itu akan terjadi, aku harus siap menerima. Kalau sebuah kejujuran bisa menjadi bumerang untuk hatiku sendiri, apa mau dikata. Karena sebuah pedang bisa saja menghunus tuannya sendiri. 

Dia yang kusayang jarang mengungkapkan perasaannya padaku Mbel, aku takut dia sudah tak menyayangiku. Kami bertemu cuma sekali seminggu, dan komunikasi akhir-akhir ini kurang membaik karena dia sibuk. Seberapa berartinya aku untuknya pun aku gak tahu. Sepertinya aku belum menjadi sesuatu yang berarti untuk dia.

Mbel, aku tidak bermaksud menyalahkannya. Aku hanya ingin protes. Mengapa hanya aku yang selalu mengumbar perasaan? Sedangkan dia hanya melakukan hukuman wajib bagi orang yang pacaran untuk memanggil pasangannya dengan sebutan kata 'sayang'. Semua orang tahu kalau aku sekarang sudah tidak menjomblo, tapi di mata teman-temannya, dia masih cowok yang jomblo, yang tidak memiliki kekasih. Adilkah ini?

Aku ingin sekali membicarakan ini dengannya. Tapi rasanya berat Mbel,aku baru menanyakan gimana perasaannya padaku, dia sudah menyebut aku aneh. Apalagi kalau aku membicarakan semua, mungkin dia akan menganggap aku gila dan gak waras.

Aku makin gak punya keberanian untuk membicarakan ini dengannya, setiap bertemu mulut ini terasa dijahit, hanya senyum dan tawa yang berhasil terlihat. Dia pun gak pernah mencoba untuk membicarakan hubungan kami, apa dia benar-benar gak paham atau pura-pura gak paham dan gak peduli dengan hubungan ini aku gak tahu, yang jelas sikapnya yang seperti itu membuatku mengerti bahwa dia memang gak berniat menjadikan aku masa depannya.

Mbel, aku hanya punya waktu kira-kira 3 bulan lagi di sini. April aku harus meninggalkan Jogja. Namun sampai saat ini kami belum membicarakan ke mana hubungan ini akan dibawa. Mungkin 3 bulan itu masih lama untuknya, tapi bagiku 3 bulan itu tinggal sebentar lagi. Hanya membuka dan menutup mata, maka keesokan harinya sudah bulan april. Mungkinkah hubungan kami mencapai 3 bulan ke depan? Entah. Aku gak berniat mencari jawabannya.

Mbel, cinta itu layaknya paragraf. Aku hanya terus menulis semampuku dan biarkan waktu yang menentukan titiknya.

Kenyataannya cinta itu gak adil, ribet dan menyiksa. Harus mencintai seseorang yang hanya menganggap kita sebagai 'pacar' dan bukan masa depan itu menyiksa. Mencintai seseorang yang tidak pernah mengakui kita kepada siapapun itu rasanya gak adil dan adanya perbedaan membuat cinta makin terasa ribet dan sulit untuk di mengerti. 

Mbel, kapan aku punya keberanian untuk membicarakan hubungan ini dengannya? Kamu gak tahu kan? Aku juga..
 
 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design