Kamis, 06 April 2017

Tanyakan Pada Hatimu dengan Sungguh-Sungguh

Hari ini kamu kembali, kamu tiba-tiba muncul dengan pernyataan bahwa kamu tak bisa tanpaku, bahwa rasa sayangmu masih utuh padaku. Kudapati bahwa waktu belum bisa menghapus namaku dari hatimu. 

Bagaimana mungkin tualang panjangmu tak menghasilkan apa-apa? masih saja kamu menggenggam hati yang sama, hati yang sebenarnya sudah tak seharusnya kamu genggam. Sungguh, aku benar-benar tak nyaman dengan kondisi ini. Keluargaku tidak bisa merestui hubungan ini. Bagaimana lagi kita bertahan? Kamu sendiri paham bahwa keluarga sangat berarti dalam hidupku. Dan itu artinya, aku harus mengikuti keinginan mereka yang mengharuskan kita untuk mencari pasangan masing-masing, setidaknya pasangan yang seiman dengan kita. 

Hei, kita tahu bersama dan kita pernah membahas ini bersama bahwa tidak semua hal bisa diperjuangkan dalam hidup ini. Sesuatu yang memang tidak bisa dipaksakan, akan menjadi sia-sia jika terus dipertahankan. Hubungan kita, misalnya. Sekeras apapun kita berjuang, tidak akan merubah apapun. Hubungan kita tetap saja tidak akan direstui.

Kamu tahu, aku tidak pernah mendoakan hubungan ini sia-sia. Hanya saja aku mencoba menerima kenyataan, mengalah pada kondisi hubungan yang tidak bisa dipaksakan. Ini bukan sinetron yang bisa kita kemas semau kita, yang bisa kita tentukan endingnya seperti apa. Oleh karena itu, berhentilah membenciku. Marilah kita dewasa dalam hal ini. Jangan menganggapku egois jika aku mulai menyerahkan hatiku pada yang orang lain. Jangan memarahiku jika aku jatuh cinta lagi. Percayalah, kamu tetap yang terbaik, orang yang pernah aku semogakan untuk bisa selamanya bersama. Namun, kenyataan berkata lain. Kita hanyalah dua orang ‘kakak’ dan ‘adik’ yang terjebak dalam ‘cinta’.  

Lekaslah, sudahi tualangmu itu, temukan satu hati untuk kamu menetap. Lepaskan yang memang sudah seharusnya kamu lepas, jangan membuat hatimu lelah lalu nanti kamu lupa jalan pulang. Kamu harus sadar, bahwa kita tidak bisa terus berjalan menggunakan ‘perasaan cinta’ kita itu sebagai pedang untuk membunuh mereka, siapapun yang menentang hubungan kita.

Kamu, cobalah sejenak melihat kenyataan yang ada, lalu tanyakan pada hatimu dengan sungguh-sungguh ‘apakah kamu akan tetap pertahankan hubungan yang tidak direstui ini?’ tanyakan dalam kondisi hati yang sedang baik, tanyakan sekali lagi, ‘apakah kamu akan tetap pertahankan hubungan yang tidak direstui ini?’ aku rasa jawaban yang kamu dapatkan akan sama dengan jawaban yang aku berikan padamu, waktu itu.
 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design