Jumat, 30 November 2012

Pupus

Benang putih yang dulu terurai lembut di dinding hati
Kini rapuh bahkan patah termakan ego
Cinta yang mengalir seperti rangkaian syair melodi
Kini hilang tertelan amukan sang bara

Aku terjebak dalam permainan waktu
Cintaku hilang
Pergi meninggalkan sayatan yang begitu dalam

Sejuta badut tak akan mampu mengusir lara ini
Cintaku abadi….
Lukapun akan abadi..

Alam begitu indah memaparkan panoramanya
Gemericik air menambah pesona auramu
Tapi kenapa insan seperti aku
Tak bisa menikmati belaian tetesan demi tetesan itu

Aku, masih terbuai dalam sandiwara konyol ala abunawas
Terkurung dalam jaring keterpurukan
Terjebak dalam kegalauan hati
Terhimpit dalam tanya yang tak ada jawabannya

Pupus…
Separuh jiwaku menghilang dalam sekejap
Tinggallah aku dalam cengkraman sang hampa

Minggu, 18 November 2012

Cinta Tak Harus Dimiliki

Malam itu sangat dingin, karena barusan turun hujan yang sangat deras. Perutku sudah mengeluarkan suara-suara yang gak enak banget. Satu saja yang terpikir di benakku saat ini yaitu MAKAN.
Aku berhasil menahan amukan perutku beberapa saat, karena di luar masih gerimis. Setelah hujan benar-benar tertidur, aku mengajak Novi (adik sepupu) untuk keluar mencari makan. Menu makan kami malam ini adalah mie ayam. Untuk sampai ke warung yang menyajikan mie ayam, kami harus melewati warnet (warung internet). Ternyata dewa keberuntungan selalu mengikutiku, aku melihat si Cute di luar warnet lagi duduk sendirian.
Spontan aku menarik lengan adekku, meremasnya kuat-kuat. Seuntai senyum menghiasi wajahku. Pengen banget aku kesana dan duduk di sampingnya. Tapi apa daya, di depannya banyak motor yang parkir, pasti susah buat kesananya lagian amukan perutku udah gak bisa ditahan lagi. Aku cuma meliriknya sebentar dan dengan senyum penuh ceria aku terus berjalan. Adekku cuma cengengesan ngeliat tingkahku, “senang nih, ngeliat Pemuja Rahasianya.. udah kak makan aja dulu..” katanya sambil menyelamatkan lengannya dari cengkramanku.

Selesai makan, aku kembali melewati jalan tadi, sesampai di warnet aku menyapu seluruh tempat itu dengan pandangan penuh harap dan ternyata sosok itu tidak ku jumpai. “kemana dia?” gumamku dengan pandangan masih mencari-cari. Udah masuk ke dalam warnet kali ya.. “Dek, masuk ke warnet yuk, pasti si Cutenya udah di dalam,” kataku sambil menahan lengan adekku yang lagi jalan. “Udah ah kak, pulang aja, masak gara-gara dia kita masuk warnet gak ada tujuan yang jelas, belum tentu juga dia di sana.” Jawab adekku sambil terus berjalan.
Duh.. adekku yang ini keras kepala jadi gak mungkin aku maksain dia. Dengan langkah ogah-ogahan aku mengikuti dia dari belakang. Sesampai di depan warung makan candra, adekku berkata setengah berbisik “kak, coba deh liat ke dalam,” spontan mataku sudah mendarat pada satu sosok yang aku cari-cari dari tadi.  

oh my God, dia sama siapa tuh? Sepertinya mesrah banget? Huhuhuu..” gumamku sambil memandangi dua sosok di dalam warung itu. Mungki itu si Cute sama pacarnya. Mungkin si Cuteku udah punya orang yang dia sayang.
Huuftt.. dengan perasaan putus asa aku perlahan-lahan melangkah meninggalkan sosok itu, beraaatt… tapi itulah kenyataanya. 
Untuk My Cute : Akulah sosok yang sangat mencintai kamu. Dari awal masuk kampus USD sampai saat ini, perasaanku masih sama. Aku sangat mengagumi kamu. 

yahh… mungkin itulah cinta, benar. Terkadang kita tidak harus memiliki sosok yang kita cintai itu. 



Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu.
walaupun kamu telah dengannya, kamu akan tetap jadi Pemuja Rahasiaku sekarang dan selamanya.
Satu yang harus kamu tahuyou're perfect in my eyes

Selasa, 13 November 2012

Hari yang paling menyebalkan

Malam itu aku baru saja posting tetang si dia yang menyebalkan di blogku. Setelah itu aku keluar sama Echa, menuju tempat foto copy untuk ngeprint foto sama foto copy KTM, syarat mengikuti ujian tes Bahasa Inggris di Lembaga Bahasa Asing Universitas Sanata Dharma.
Aku sama Echa menikmati jalan sambil dengerin si Echa curcol tentang pacarnya. Ditengah-tengah asyiknya obrolan kami, aku langsung melihat si cute persis di samping jalan dekatku lagi berduaan sama cewek. 

Seneng sih bisa nge’liat dia lagi, tapi yang buat aku sebel adalah dia bareng sama cewek. Siapa sih cewek itu ? Walaupun mereka cuma jalan bareng dan gak ngapa-ngapain, tetap aja aku gak suka si cute ku jalan sama cewek. Spontan aku langsung ngeliatin mereka. Tapi mereka sama sekali tidak mempedulikan aku. Terlebih si cute, dia malah asik mainin BB-nya.
Alhasil aku yang hebring sendiri, si Echa menjadi korbanku kali ini, ku hentak-hentakkan tanganku di bahunya, menarik-narik lengan bajunya, dan Echa dengan pasrah menerima perlakuanku sambil berbisik “sabar ya Yub, mungkin nasib kamu lagi apes hari ini,” ini kata sindirin karena kesal atas perlakuanku sama dia, ato karena prihatin sama keadaanku aku gak ngerti, yang jelas sampai sejauh 5 meterpun mulutku belum berhenti komat-kamit, dan tanganku masih terus mendarat di bahu temanku yang satu ini, sedikit-sedikit menoleh ke belakang. Si cute masih asyik sama BB-nya. 

Setelah selesai fotocopy aku mau kembali ke kos sama Echa, kami kembali mengikuti jalan yang tadi dengan harapan semoga ketemu si cute itu lagi. Ternyata sampai di pertigaan dekat Ya-Yo (tempat fotocopy aku sama Echa barusan) aku lihat si cute lewat dengan motor matik warna birunya (biru loh, warna favorithku, hehe). Spontan aku langsung menarik tangan si Echa dan kami putar haluan mengikuti si cute tadi. Dia berhenti di burjo dekat pertigaan itu. Aku berhenti dekat rental DVD yang kira-kira 3 meter jauhnya dari burjo tempat si cute mampir.
Si Echa ngajakin aku untuk ke burjo itu skalian makan, kebetulan kami belum makan. Pengen banget aku ke sana tapi aku gak brani ketemu dia. Aku hanya dugem (duduk gembel) depan rental DVD sambil memperhatikan jalan kalau-kalau si cute itu lewat lagi. Makin lama aku nunggu makin resah jadinya. Aku putusin untuk balik ke kos lewat burjo itu aja.
Walaupun gak tahu jalan pulang yang lewat burjo itu, aku sama Echa nekat aja lewat ke situ,  karena aku pengen banget ngeliat si cute itu, aku pura-pura sok tahu aja jalan pulangnya, padahal umur-umur aku di jogja belum pernah lewat ke situ. Dan akhirnya aku melewati burjo itu tanpa menoleh sedikitpun. Lagi-lagi si Echa yang jadi tumbalnya, aku menyuruh dia yang menoleh melihat ke arah burjo, dan alhasil dia gak nemuin seseorang yang ku maksud. Dengan sedikit mengejek dia berkata kepadaku “orangnya gak ada Yub, skali lagi, yang sabar ya..” katanya sembari tersenyum.

“Kamu yakin gak ada Cha ? tadi kan dia masuk ke situ” kataku lagi. “emang tadi mas nya masuk ke sana tapi pas aku liat tadi, mas nya gak ada, yah.. mungkin ada tapi gak keliatan soalnya banyak cowok di sana gimana aku ngenalin coba, aku kan liatnya juga cuma sepintas..” balas Echa.
Huuffttt, dengan sedikit kecewa aku dan Echa terus berjalan. Aku berjalan mengikuti feeling dan asal masuk gang aja, dengan harapan tidak nyasar nantinya. Dengan pasrah Echa mengikuti aku tanpa berkomentar sedikitpun. Kami berjalan, terus berjalan…. Hingga akhirnya aku tersadar bahwa walaupun hari ini dewi naas berhasil menyerangku, dewa keberuntungan ternyata dipihakku, karena kami tidak nyasar dan sampai kos dengan selamat.
 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design