Ya. Mungkin sebuta-tuli itulah cinta. Tapi aku harus apa. Aku tidak bisa munafik seperti kebanyakan orang. Ketika aku mencintai, aku harus menunjukkan. Entah balasan apa yang ku trima dari orang yang ku cintai. Ditolak. Itu bisa jadi salah satu konsekuensi. Tapi itu tidak membuat aku lantas putus asah dan mengakhiri begitu saja rasa yang telah tumbuh dalam hati.
Untuk kamu yang saat ini masih menutup hati entah dengan alasan apapun itu. Aku mengerti. Sebagai manusia yang masih punya akal, aku sadar betul bahwa cinta memang tidak bisa dipaksakan. Entah dipaksakan tumbuh, seperti yang sedang aku rasakan saat ini. Ataupun dipaksakan mati, seperti yang sering kamu minta untuk kulakukan. Seribu kalipun kamu berusaha mematahkan cintaku ini, seribu kali itu juga tumbuhnya makin mekar.
Itulah mengapa aku enggan memaksamu untuk menghadirkan rasa cinta itu untukku. Karena entah mengapa, melihatmu mengacuhkanku justru cinta itu makin kuat. Ya, kamu bisa mengaggap aku tidak normal. Tidak apa-apa. Kadang aku juga beranggapan seperti itu. Tapi, cinta ini membuatku bodoh amat. Bodoh amat dengan semua perkataan orang, bodoh amat dengan sikapmu yang tidak pernah mempedulikanku. Aku cinta. Ya tetap akan cinta.
Untuk kamu, aku menunggu lelahmu. Aku menunggumu menyerah pada cintaku yang tanpa batas ini. Sampai kapanpun itu, aku tetap menunggu. Aku Tetap menunggumu!
0 komentar:
Posting Komentar