Sabtu, 15 Juni 2013

Makalah Multikultural-Sumba Barat Daya

BAB I
PENDAHULUAN
   A.   Latar Belakang
Rencana memekarkan diri dari Kabupaten Sumba Barat merupakan keinginan murni dan kebutuhan dari warga masyarakat pada tuju kecamatan yang berada di wilayah Kodi, Wewewa dan Loura. Keinginan ini telah terpendam lama dan baru terwujud setelah keluarnya UU Nomor 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 192 tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Penghapusan dan Penggabungan Daerah.
Pemekaran ini sendiri bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, guna terwujudnya masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Masyarakat dari tujuh wilayah kecamatan yang menginginkan pemekaran adalah, Kecamatan Kodi Bangedo, Kecamatan Kodi, Kecamatan Loura, Kecamatan Wewewa Barat, Kecamatan Wewewa Timur, Kecamatan Wewewa Selatan dan Kecamatan Wewewa Utara.
Pembentukan bakal Kabupaten Sumba Barat Daya, dilatarbelakangi oleh beberapa hal sebagai berikut:
  • Memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan sebagian besar masih bersifat potensial. 
  • Memiliki kemampuan sosial-budaya yang belum dikelola secara maksimal. 
  • Memiliki kemampuan sosial-politik yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pembangunan kehidupan demokratis. 
  • Memiliki sarana dan prasarana pemerintah yang memadai. 
  •  Memiliki sumber daya manusia yang banyak dan memenuhi syarat. 
  • Memiliki 7 buah kecamatan, 94 buah desa, dan 2 kelurahan. 
  • Berdasarkan hasil penelitian Tim Universitas Nusa Cendana-Kupang, bakal kabupaten SBD sangat layak menjadi sebuah kabupaten sendiri .
  • Besarnya jumlah penduduk sebagai modal dasar pembangunan. 
  • Besarnya keinginan masyarakat untuk mekar.

  B.  Tujuan Pemekaran 
  • Mengentaskan Kemiskinan
Kabupaten Sumba Barat terbentuk sejak 13 desember 1958 dan sampai dengan desember 2003, telah berusia 45 tahun. Namun dalam kurun waktu yang hamper mencapai setengah abad tersebut masih tegolong miskin, bahkan berada di bawah garis kemiskinan dan merupakan kabupaten termiskin di NTT. Ironis memang, dengan kekayaan alam yang melimpah ternyata masih menyandang predikat kabupaten miskin. Dengan demikian, mimpi dan cita-cita perjuangan pemekaran adalah mengeluarkan masyarakat Sumba dari lingkaran dan lilitan kemiskinan.
  •  Mendekatkan Pelayanan
Ide pemekaran menitikberatkan pendekatan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, sehingga pengelola pemerintahan dengan mudah dapat melayani masyarakat secara cepat. Hal ini tidak berarti bahwa pelayanan pemerintah selama ini tidak berjalan. Dalam kurun waktu tersebut pelayanan pemerintah berjalan cukup baik. Namun rentang kendali pemerintahan dan pembangunan cukup jauh sehingga masyarakat di pedesaan “sering terlupakan”.
  • Mengejar Kemajuan Pembangunan di Kawasan Indonesia Timur
Seperti diketahui Kabupaten Sumba Barat tertinggal jauh dalam hal pembangunan fisik dan ekonomi, jika dibandingkan dengan daerah atau kabupaten lain. Untuk mengatasi ketertinggalan ini, salah satunya adalah memacu dan memberi kemudahan bagi masuknya bahan non lokal ke Sumba Barat dengan harga terjangkau dan murah. Demikian sebaliknya, berbagai hasil komoditi rakyat Sumba Barat harus diantarpulaukan sendiri oleh pedagang lokal ke luar daerah. Dengan demikian tidak terjadi perbedaan yang menyolok antara harga bahan-bahan non lokal dan harga komoditi lokal rakyat.
  • Alasan Pemekaran 
Alasan Administrasi 
  1. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat 
  2. Rentang kendali (Span of Control) lebih dipercepat 
  3. Menggali potensi daerah yang belum tersentuh/dikembangkan. 
  4. Mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat serta memanfaatkan potensi daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.
  5. Capacity Building dapat dilakukan lebih efektif.
  6. Akuntabilitas (tanggung jawab lebih efektif).
  7. Heterogenitas lebih dipercepat.
Alasan Politik   
  1. Mempercepat pertumbuhan kehidupan demokratis.
  2. Integritas wilayah lebih ditingkatkan dalam arti memberi kesempatan dan mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi andalan.
  3. Public Service (pelayanan sosial) lebih ditingkatkan.
  4. Control sosial lebih ditingkatkan
  • Hasil Penelitian Tim Akademik Undana Kupang
Tim akademik Undana Kupang dalam hasil penelitiannya menilai bahwa calon Kabupaten Sumba Barat Daya layak diproses menjadi kabupaten baru. Hasil penelitian itu juga merekomendasikan 3 opsi (pilihan) terkait pemekaran Kabupaten Sumba Barat. Opsi pertama, kabupaten Sumba Barat dibagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat (Induk) dan Kabupaten Sumba Tengah. Opsi kedua, Kabupaten Sumba Barat dimekarkan menjadi 2 Kabupaten yakni, Kabupaten Sumba Barat (Induk) dan Kabupaten Sumba Barat Daya. Sedangkan opsi ketiga menyebutkan, Kabupaten Sumba Barat dimekarkan menjadi 3 Kabupaten sekaligus yakni, Kabupaten Sumba Barat (Induk), Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Opsi ketiga inilah yang akhirnya disetujui bersama dan oleh DPRD Kabupaten Sumba Barat dijadikan bahan usulan ketingkat pusat. Kabupaten Sumba Tengah meliputi 3 kecamatan (Mamboro, Umbu Ratu Nggay dan Katikutana). Kabupaten Sumba Barat meliputi 5 kecamatan (Wanokaka, Lamboya, Loli, Kota Waikabubak, Tana Righu). Kabupaten Sumba Barat Daya dengan 7 kecamatan (Wewewa Timur, Wewewa Barat, Wewewa Selatan, Wewewa Utara, Loura, Kodi dan Kodi Bangedo)

BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

A.       Luas, Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki luas 148,04 km2 atau 36,53% dari total luas Kabupaten Sumba Barat. Di sebelah timur, kabupaten ini berbatasan langsumg dengan wilayah Kabupten Sumba Barat (Kecamatan Loli dan Tana Righu). Di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah utara berbatasan dengan Selat Sumba. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat (Kecamatan Lamboya dan Lamboya Barat) dan Samudera Indonesia.

B.       Adat Sumba Barat Daya

Pemandangan lain yang terlihat di sini adalah rumah adat Sumba Barat Daya dengan seonggok batu atau beton yang merupakan “kuburan” keluarga. Hewan ternak seperti kerbau, kuda, dan babi akan terlihat disetiap rumah. Itu semua merupakan adat khas Sumba Barat Daya berdasarkan kepercayaan mereka yaitu “marapu”. Marapu merupakan agama asli Sumba Barat Daya yang masih menganut “animisme” atau sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemuja arwah-arwah leluhur.
Setiap ada anggota keluarga yang meninggal, keluarganya yang masih hidup wajib melakukan ritual yaitu mengorbankan setidaknya satu ekor kerbau (1 ekor kerbau harganya 15 - 30 juta) jumlah kerbau yang dikorbankan tergantung dari pangkat sosial keluarga yang bersangkutan. Dan jenazahnya sendiri disimpan dalam batu atau beton yang ada di halaman rumah, ditutup dan di kunci rapat-rapat. Jika ada anggota keluarga lain yang meniggal maka jenazahnya pun disimpan di tempat yang sama dengan jenazah yang lain yang sudah ada di sana.

C.       Keindahan Alam Sumba Barat Daya

Di sumba Barat Daya, keindahan alamnya ternyata tidak diragukan lagi. Terutama keindahan pantai Sumba Barat Daya yang masih belum banyak wisatawan datang ke sana, pantai dengan pasir putih yang menggoda, langit timur yang berbeda dengan langit Indonesia barat, serta cuacanya yang sejuk dikarenakan pulau Sumba secara geografis berada di daerah selatan Indonesia yang lebih dingin daripada wilayah Indonesia lainnya.

Pantai Watu Maladong, garis pantai yang lurus membentang, pasir putih bersih dan ombak yang menantang. 











Pantai Mandora, arus air laut yang tertahan karang dan air laut yang biru merupakan pesona tersendiri, sehingga kita bisa berenang dan menikmati putihnya pasir disana

D. Pendidikan di Sumba Barat Daya
Jumlah penduduk di Sumba Barat Daya semakin menjulang, disebabkan karena faktor kawin diusia mudah, selain faktor lainnya. Sedangkan lapangan kerja, kualitas pendidikan yang rendah dan hasil pertanian terus memburuk. Hal tersebut menimbulkan masalah sosial baru. Angka putus sekolah lebih besar dari rata-rata siswa yang bersekolah.
Akibat kurangnya pendidikan dan tuntutan ekonomi yang semakin mendesak, angka kriminal seperti pencurian dan perampokan pun meningkat. Mereka hanya memikirkan bagaimanacara untuk bertahan hidup tanpa mempedulikan resiko dari perbuatannya. Akibat lainnya adalah perkawinan usia muda, poligami serta semboyan banyak anak banyak rezeki menjadi salah satu faktor pendorong. Mereka bahkan berlomba-lomba menciptakan anak. Mereka gengsi bila hanya mempunyai 2-3 orang anak karena dianggap tidak jantan(khusus para lelaki) dan secara sosial kurang dihargai.
Program Keluarga Berencana (KB) belum di sosialisasikan dengan maksimal di kalangan masyarakat. Ada pemikiran negatif terhadap program ini sehingga sebagian pasangan usia subur menolak menggunakan alat-alat kontrasepsi seperti kondom dan sejenisnya.
Banyak juga siswa-siswa SMP maupun SMA yang putus sekolah karena harus menikah/dinikahkan oleh orangtuanya. Di mana pandangan yang masih fasih di sana bahwa lebih baik menikah dari pada harus menyekolahkan anaknya, kegiatan bersekolah di anggap kegiatan menghabur-hamburkan uang semata.

Persoalan sumber daya orangtua yang rendah, buta huruf, tidak tahu tulis dan baca menjadi salah satu penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Orangtua tidak mampu mengendalikan perilaku anak yang bejat karena selalu di bohongi. Anak-anak sekolah berangkat dari rumah dengan seragam sekolah, tetapi kemudian di jalan mereka diajak teman untuk pergi ke kota, atau menonton CD porno di rumah teman sambil meneguk minuman keras dan merokok.
Pergaulan di kalangan remaja sangat bebas, mereka tidak lagi memperhatikan nilai-nilai adat dan budaya setempat. Bahkan tatanan adat dinilai sebagai aturan yang sudah ketinggalan jaman. Berbagai alat-alat canggih seperti Hp sudah seperti dewa bagi mereka. Walaupun orangtua tidak mampu, tetapi mereka memaksakan diri untuk memiliki telepon selular tersebut. Dengan perkembangan yang seperti itu, banyak diantaranya yang sudah melupakan/sengaja melupakan bahasa daerahnya dan diisi dengan bahasa-bahasa gaul ala Jakarta seperti lo, gue, dan tidak tahu tempat penggunaannya yang tepat, kadang orang yang lebih tua pun di bilang “lo”.

E.     Pembelajaran Matematika.
Di Sumba Barat Daya, anak-anak SD mempunyai cara-cara belajar matematika yang unik. Ada yang menggunakan lidi, kelereng, bahkan batu kerikil untuk belajar tentang operasi bilangan seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x) dan pembagian (÷). Anak-anak lain yang orang tuanya memiliki ternak, belajar berhitung saat setiap kali membawa ternaknya ke ladang, mereka selalu menghitung jumlah hewan yang akan dibawah ke ladang kemudian menghitungnya kembali ketika sudah pulang ke rumah. Dengan seperti itu secara tidak langsung mereka sudah belajar matematika. Itu salah satu cara anak-anak Sumba Barat Daya belajar matematika, masih banyak cara-cara lain yang digunakan untuk belajar matematika, walaupun hanya sekedar berhitung dan mengoperasikan bilangan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design