Ini adalah pengalaman terburuk plus memalukan
yang pernah gue alami. Jadi, kejadiannya waktu gue kelas 2 SMA. Waktu itu gue ikut
les privat bahasa inggris yang tempatnya lumayan jauh dari rumah, jadwal lesnya
setiap hari selasa dan jumat jam 4–6 sore (kalau gak salah sih, lupa-lupa
ingat). Gue termasuk anak yang rajin ikut les, tapi pengetahuan bahasa
inggrisnya biasa saja dan masih juga acak-acakan sampe sekarang ini.
Gue gak pernah telat ke tempat les apalagi absen.
Hingga suatu hari ada kejadian yang benar-benar memalukan dan gak akan gue
lupain seumur hidup gue. Sore itu gue pulang dari sekolah jam setengah 4 karena
ada kegiatan ekskul yang gak bisa gue tinggalin juga, padahal jam empatnya gue
ada les. Gue nyampe rumah Abang sudah siap untuk nganter ke tempat les. Dengan
terburu-buru gue masuk ke kamar, gue membuang kacamata dan ransel di atas
tempat tidur, kemudian meraih handuk dan menghambur menuju kamar mandi. Gak
nyampe 15 menit gue dah selesai siap dan waktunya berangkat. Dengan masih
terburu-buru gue meraih kacamata dan berlari menuju motor.
“Udah siap berangkat tuan putri?” sewot
Abang karena kelamaan nunggu’in gue.
“Sudah Bang, sorry tadi masih
ikut kegiatan di sekolah jadi pulangnya telat,” gue berusaha jawab sambil
pasang muka polos.
“Ayo, buruan naik, udah jam 4 nih” kata Abang sambil
menghidupkan motor.
Di tengah perjalanan motor kehabisan
bensin. Uffttt… Naas benar gue hari ini, mana pertaminanya ngantri pula.
Berhubung di tempat itu gak ada yang jual bensin per botol alhasil gue sama
Abang ikut ngantri. Gue melepas helm karena merasa gerah banget, baru aja helm
nya gue lepasin semua orang-orang disekeliling cekikikan sambil ngeliatin gue.
“Ada
apa sih mereka? Kok ngeliatinnya kayak ngeliat badut sih?” gue merapikan baju dan
rambut karena gue berpikir mungkin gue pake baju yang sebelahnya gak ada
lengan, ato rambut gue yang kucirannya aneh, tapi setelah gue perhatiin juga
gak ada yang salah kok sama penampilan gue. Apa mungkin hari ini hari cekikikan
sedunia ya? Gue yang gak mau kalah, dengan pe-de-nya gue ikutan cekikikan. Malah
gue yang paling besar cekikikannya. Tapi, tetep aja gak ngilangin, rasa malu plus
salting gue karena diliatin beribu macam mata.
Di perjalanan menuju tempat les gue masih
bertanya-tanya tentang kejadian di pertamina tadi, kenapa ya mereka
ngetawain gue? Apa sih yang salah sama diri gue? Kalau memang ada yang aneh,
pasti Abang udah ngasih tahu sebelum berangkat tadi. Tapi, Abang gak komentar
apa-apa tentang penampilan gue. Ada apa sih sebenarnya sama gue?
Sesampai di tempat les, gue langsung
berlarian menuju kelas karena mereka sudah pada masuk, sampai-sampai gue lupa
pamitan sama Abang.
“Good afternoon Miss,”
kata gue dengan sedikit takut. Gue sadar ternyata gue udah telat 25 menit.
Tanpa
menghiraukan sapaan gue, anak-anak di kelas itu langsung tertawa, begitu pun
dengan Miss Yuli (guru privat gue) mereka semua tertawa terbahak-bahak tanpa
mempedulikan gue sedikitpun. Gue sedikit tersinggung dengan cara mereka yang
menyambut salaman gue dengan tertawa lepas seperti itu.
“Maaf, tadi gue pulang sekolah jam
setengah 4 dan motor kehabisan bensin jadi gue ke sininya telat, skali lagi gue
minta maaf.” Gue coba berkata di tengah kehebringan mereka. Tapi, mereka sama
sekali gak mempedulikan gue, bahkan apa yang barusan gue bilang pun mereka sepertinya gak dengar.
“Nak, masuk aja, gak apa-apa kok, tadi
Abangmu sudah telpon juga kalau kamu kemungkinan datangnya telat” kata Miss Yuli sembari
senyam-senyum sambil menahan ketawa.
“Emang apa sih yang kalian tertawain? Ada
yang lucu ya sama gue?” Tanya gue dengan sedikit gusar.
“Bi, emang kacamata jaman sekarang modelnya
kayak gitu ya? hahahaa” Tanya salah satu teman gue.
“sorry Bi, kami
merasa lucu aja dengan kacamata lo yang seperti itu, makanya kami semua
tertawa, lo sengaja ya pake kacamata seperti itu,” sambung teman yang lain.
Dengan cepat gue membuka kacamata
dan… oh my
God!!! Kacamata gue yang sebelahnya bolong cuy.. ya Tuhan… pantasan semua
orang ngetawain gue. Oh no, ini sangat
memalukan. Gue sendiri gak bisa menahan ketawa plus malu.
“Aduh, sorry temen-temen
gue gak tahu kalau kacamata gue yang sebelahnya gak ada kacanya, tadi karena
terburu-buru gue langsung membuang kacamata di tempat tidur, mungkin kacanya yang sebelah lepas, makanya jadi bolong kayak gini”. Sumpah! gue malu banget…
Teman-teman belum bisa menahan tawanya,
coba deh lo bayangin, lo pake kacamata dan sebelahnya itu bolong alias gak ada
kacanya, gimana perasaan lo. Gue gak marah sama mereka, walaupun gue sebenarnya
malu jadi bahan ejekan mereka, tapi tak apalah itu merupakan satu pengalaman
yang mungkin takkan pernah gue lupakan. Gue yakin dengan pengalaman kacamata
bolong itu yang buat mereka gak bakalan ngelupain gue (ambil positifnya aja,
hehee).
hahahahaha k' ooo sya jdi ingat lgi pas k' crita disya dlu.... ne sja pdahal sya ulang2 baca msih aj lucu skali,,
BalasHapuslucu... lucu... haha
BalasHapus