Sabtu, 21 Maret 2015

Nyamuk Si Playboy Cap Kambing


Sebut saja dia Nyamuk. Aku kenal dia sejak kelas 2 SMA, itupun karena dia sekelas sama abangku dan sering main ke rumah. Kami beda sekolah, dia anak SMK dan aku SMA. Sekolah kami pun beda arah. Dia sangat terkenal dikalangan anak sekolah, terutama dikalangan kaum hawa atau dengan kata lain, ABG ababil. Dia termasuk badboy dan biasanya anak-anak SMA jamanku waktu itu lebih tertarik pada badboy ketimbang cowok baik-baik.

Dulu waktu SMA aku dan dia sebatas saling tahu saja. Aku juga tahu kelakuannya karena diceritain sama abang. Ya, abangku dulu termasuk cowok yang suka menceritakan teman-temannya, ia bakal menceritakan sedetail mungkin, dari pertama tiba di sekolah sampai pulang sekolah. Sehingga hampir semua teman abang aku tahu. 

Nyamuk ini, kalo malam suka nongkrong, keliling kota sambil miras, bolos sekolah hanya untuk duduk nongkrong sambil ngerokok di warung belakang sekolah, kadang nongkrong di bengkelnya sendiri sambil utak atik motor, tapi dengan berpakaian sekolah. Kemejanya dicopot tinggal kaos sama celana sekolah. Ngapain pake pakaian sekolah kalo tujuannya memang mau ke bengkel? Dia termasuk anak motor yang kerjanya balap liar dan ugal-ugalan di jalan. Semua orang berharap untuk hidup panjang umur, dan kalo berkendaraan berusaha untuk hati-hati supaya jangan menabrak dan ditabrak. Tapi, dia malah ugal-ugalan di jalan. Itu sama dengan bunuh diri. Bagiku, dia juga playboy cap kambing. Punya banyak pacar dan anehnya perempuan-perempuan itu mau saja jadi pacarnya padahal mereka tahu kalo dia punya pacar lebih dari 3. Dia tidak lebih dari cowok murahan yang tak punya hati. Beberapa alasan itu yang buat aku tak ingin berteman dan tak pernah mau ngobrol sama dia.

Seiring berjalannya waktu, penilaianku yang negatif ke dia mulai sedikit berubah. Berdasarkan cerita dari abang, ternyata dia sangat peduli sama temen. Dia pernah ikut balap liar hanya untuk membantu temannya yang sedang kesusahan uang untuk mengobati adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dia juga pernah diskors dua hari tidak masuk sekolah karena berani membentak guru demi membela temannya yang dihukum karena kedapatan bolos jam pelajaran (yang ini mah karena dia bego). Dan yang bikin aku tertawa geli adalah ketika tahu bahwa dia suka banget nonton kartun, dan kartun favoritnya adalah Sinchan dan tom and jerry. Badboy, suka nonton Sinchan?? tom and jerry??

Hal yang paling berkesan dan buat aku mulai sedikit tertarik sama dia adalah ketika dia menjemput aku di sekolah waktu motor abangku bermasalah. Awalnya aku memang risih saat tahu kalo dia bakal jemput aku. Tapi temen abangku yang bisa cuma dia, jadi mau gak mau aku iyakan.  Waktu itu teman-teman cowoknya godain dia dengan pertanyaan “baru lagi?” sambil tertawa menggoda. Dan jawabannya yang sampai sekarang gak akan pernah aku lupakan adalah “eh, sembarangan. Gak lah, dia adik aku”. Temannya masih godain lagi, “haha adik apa adik nih,” trus dia jawab lagi “adiknya temenku, ya adik aku juga. Jadi jangan macam-macam sama dia” begitu jawabnya. Disitu aku sadar, bahwa dia memperlakukan aku khusus. 

Tapi bagi aku, badboy yang terkenal playboy akan selamanya bermain hati, dan gak akan pernah benar-benar jatuh cinta. Bagi mereka cinta itu hanya mainan. Itu yang aku tahu. Tidak peduli seberapa sering dia memarahiku untuk mengubah pandangan yang seperti itu. 

Awal-awal kuliah, aku sering sms-an dengan dia, walopun dia banyak gombalin aku. Maklum, playboy cap kambing, aku selalu bilang begitu ke dia. Tapi dia gak pernah marah setiap kali aku memanggilnya, “playboy cap kambing”. Dia hanya nanggapin dengan tertawa. Mungkin karena dia merasa diri. Lama-lama kami jadi sering telponan dan menceritakan banyak hal. Kadang sekedar menanyakan kabar dan ya basa-basi gak penting. Kami beda tempat kuliah, dia di Bali dan aku di Jogja jadi hubungan kami hanya lewat dunia maya. Setahun kuliah dan karena seringnya kami saling kontakan, kami jadi dekat, dan terbentuk ikatan persahabatan. 

Dia selalu bilang kalo dia akan berubah, dan ingin pacaran setia sama satu cewek. Tapi aku gak pernah percaya, karena setahuku dia gak pernah serius, bahkan dalam obrolan yang sedikit serius, dia selalu menanggapi sesuatu dengan bercanda. Dalam kamusnya, gak ada kata ‘serius’ itu yang aku pahami. 

Memang dia pintar dalam hal menghibur, dia selalu bisa membuat aku tertawa ketika aku lagi sedih. Dan membuat nyaman saat ngobrol. Dia juga mengenal tipe-tipe cowok, ketika aku lagi dekat sama cowok, dia akan ‘mendukung’ aku kalo dia menganggap itu cowok yang baik buat aku. Tapi juga dengan tegas mengatakan ‘jangan’ ketika cowok itu gak baik untukku. Intinya dia bener-bener sahabat terbaikku. Waktu liburan ke Jogja pun aku orang pertama yang dia temui sebelum teman-temannya. Ya, dia juga punya banyak teman di Jogja, jadi dia sering main ke Jogja. Aku paham kalo dia termasuk cowok yang peduli dan bertanggung jawab. Tapi, untuk urusan cinta, mungkin dia satu-satunya cowok yang gak akan pernah aku percaya. 

Dia pernah bilang begini, “dengan cara apa aku buktikan kalo aku benar-benar akan berubah, dan bakal setia sama satu cewek.” Aku gak jawab karena aku gak paham tentang cinta. Yang aku paham, seorang cowok yang sudah terbiasa bermain hati, bakalan susah untuk menjaga hati.

Kami juga pernah berantem hebat sampai aku blokir dia fb dan menghapus nomornya di hp. Aku bahkan berjanji untuk tidak mengenalnya lagi. Semua sms dan telponnya aku abaikan, hingga kami benar-benar putus kontak. Itu hampir dua tahun. 

Awal tahun 2014 dia kembali datang dengan permohonan maaf yang mendalam dan sebuah cerita yang menghebohkan. Katanya hpnya hilang sehingga dia gak tahu nomorku. Dia hanya ingat tiga digit awal dan empat digit akhir nomorku. Sebelum dia benar-benar menemukan nomorku, berkali-kali dia salah nomor, dan malah salah sambung ke sana-sini, sampe dimaki sama tante-tante, dimarahin sama om-om. 

Aku sebenarnya sudah lama memaafkan dia, tapi karena aku sudah gak punya kontaknya, aku diam-diam saja. Aku benar-benar salut sama dia. Aku gak pernah menyangka kalo dia bakal usaha seperti itu, hanya untuk mendapat maaf dan membangun kembali persahabatan yang sudah terputus lama. 

Ada yang aneh dengan kedatangannya waktu itu. Dia mulai memanggilku dengan kata ‘sayang’ tanpa persetujuanku. Dia mulai melontarkan kalimat gila yang buat aku benar-benar ingin mencekik lehernya. “Kamu kalo mau pacaran di situ boleh saja, gak apa-apa. Tapi nanti juga akhirnya bakalan nikah sama aku.” Aku marah waktu dia melontarkan kalimat itu. “Siapa kamu, sampai ngatur-ngatur hidup aku?” tapi dia malah menjawab dengan santai, “aku calon suami kamu.” geli banget rasanya denger dia ngomong begitu. Karena kelakuan anehnya itu, aku mulai menghindar dari dia. Aku jarang membalas dan mengangkat telponnya. Sikapnya gak menunjukkan lagi sikap seorang sahabat. Gombalan dan cara gombalnya mulai beda, gak seperti biasa yang dulu. Aku takut, karena waktu itu juga aku masih punya pacar. Aku gak mau cari masalah. 

Dan akhirnya pertengahan agustus, kami benar-benar putus kontak (lagi). Hingga, pagi tadi dia menelpon aku, hanya untuk memarahiku karena melupakan ulang tahunnya dan memintaku menulisnya di blog demi mendapatkan maaf dari dia. Aneh! 

Hey Nyamuk, aku tunggu kamu menelponku. Dan kamu harus memaafkanku karena telah melupakan ulang tahunmu. Terutama aku ingin tahu apa yang membuat kamu jadi peduli pada blog. Apa yang membuat kamu berubah. Banyak hal yang harus kamu jelaskan, untuk meyakinkanku bahwa kamu masih temanku yang dulu, playboy cap kambing yang tak pernah membahas sesuatu dengan kata ‘serius’.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design