Salah satu temanku dulu pernah bertanya
begini, “Bi, kamu tahu tidak hal paling menyakitkan dalam pacaran” aku menjawab
dengan yakin “Ketika pasangan kamu selingkuhin kamu, dan selingkuhannya itu
temen kamu sendiri. Itu sakit banget.” Dan temenku itu menjawab sambil berlalu,
“Bukan itu!”
Ketika ‘diselingkuhin’ bukan merupakan
hal paling menyakitkan dalam pacaran, lantas apa? Memangnya ada hal lain yang
lebih menyakitkan dari pada itu?
Belakangan ini baru aku sadari bahwa
memang ada hal lain yang lebih menyakitkan dari pada diselingkuhin. Betapa
bodohnya aku ketika baru menyadari hal
itu sekarang.
Aku menganggap bahwa dia itu pacarku, karena
dia pun berkata begitu. Tapi dia tidak pernah nembak aku atau dengan kata lain,
dia tidak pernah memintaku untuk menjadi pacarnya. Tak tahu bagaimana, tiba-tiba
aja kami pacaran, dan anehnya kami punya tanggal jadian. Ajaib, bukan?
Iya, aku memang menyukainya dan memang
bukan sekedar rasa suka yang aku rasakan ketika pertama kali melihatnya, tapi
lebih dari itu ada rasa sayang yang terselip di sana. Itu membuatku buta dan
tidak peka pada keadaan.
Ya awalnya sih aku biasa aja, aku
terlalu percaya diri dan menganggap bahwa dia pun punya perasaan yang sama
sperti yang aku rasakan. Namun seiring berjalannya waktu, mataku terbuka dan
hatiku mulai mempertanyakan kehadirannya.
Untuk menjawab kegalauan hatiku saat
itu, aku pun memberanikan diri mempertanyakan hubungan ini padanya, dan dari
jawabannya tersirat sebuah bentuk kekecewaannya padaku, karena aku malah
mempertanyakan hubungan ini yang menurut dia sudah jelas bahwa aku adalah
pacarnya. Namun, jawaban itu tidak membuatku merasa puas karena komunikasi kami
makin tidak lancar dan aku pun mulai ragu hingga rasa ragu berubah menjadi
sebuah penyesalan.
Aku kembali berpikir menggunakan akal
sehat, dan aku pun sadar bahwa kebodohan itu ada pada diriku sendiri.
Seharusnya dari awal aku tahu bahwa memang dia tidak bermaksud menjadikanku
pacarnya. Dia tidak pernah meminta, mengapa aku beranggapan bahwa aku ini
pacarnya? Dia tidak pernah bilang kalau dia mencintaiku, mengapa aku merasa dia
mencintaiku? Bahkan dia jarang sekali menghubungiku, kadang sebuah sms-ku pun
bisa diabaikannya, mengapa aku masih merasa dia adalah pacarku? Haha bodoh
bukan? Aku terjebak dalam perasaanku sendiri dan menganggap gombalan-gombalan
itu bentuk keseriusan.
Ini bukan tentang cinta anak SMA atau
bentuk cinta kekanak-kanakan. Untuk dua orang yang benar-benar saling menyukai,
saling mencintai dan menyayangi, kata ‘sayang’ atau ‘cinta’ bahkan ‘I love you’
bukanlah hal tabu untuk diungkapkan. Tiga kata itu bukan hanya milik ABG. Dan
yang terpenting tiga kata sederhana itu bisa membuat seseorang dihargai
kehadirannya.
Untuk kamu, terima kasih sudah menjaga
perasaanku selama ini. Ini bukan kesalahanmu. Aku yang terjebak dalam perasaanku
sendiri dan menganggap bahwa kamu pun mempunyai perasaan yang sama spertiku. Kamu
sudah menunjukkan ketidakseriusanmu, hanya saja aku yang kurang peka.
Sekarang aku sudah sadari itu, aku
tidak ingin memaksakan diri lagi. Sangat sakit ketika dalam sebuah hubungan
hanya seseorang yang merasakan cinta, dan seseorangnya lagi hanya pura-pura
mencintai demi menjaga perasaan orang yang mencintainya.
Berkatmu akhirnya aku tahu bahwa hal
paling menyakitkan dalam pacaran itu bukanlah ketika kita diselingkuhin.
Untukmu lelaki yang sudah mencuri
hatiku dengan satu senyum saja, aku senang bisa
mengenalmu, aku bangga pernah duduk disampingmu dan merasa menjadi wanita
paling bahagia sedunia, walau aku bukan wanita yang pernah kau kirimi kata 'I
love you’.
0 komentar:
Posting Komentar