Aku mengenal
seorang cowok bernama Dika. Tidak hanya sekedar mengenal, tapi aku tahu semua
tentang dia. Kebiasaan buruknya, kesukaannya, bahkan semua hal yang dia benci,
aku tahu. Dika, temanku waktu kecil. Kami bersahabat dan pernah berjanji untuk
selalu bersama walaupun nantinya kami memiliki pacar masing-masing. Ya, mungkin
dia tidak mengharapkanku untuk jadi pacarnya kelak sehingga dia menyuruku untuk
menyetujui perjanjian yang dibuatnya itu. Beberapa bulan lalu, aku kenalkan
dia dengan salah satu teman baikku di
kampus. Namun, ternyata setelah perkenalan itu mereka menjadi dekat dan
sekarang mereka sudah menjadi sepasang kekasih.
“Hei Yub, ngelamun
aja,” Nony mengagetkanku. Buru-buru aku menyembunyikan foto yang barusan ku amati.
“Walaupun foto itu
berhasil kamu sembunyikan, sorot mata kamu gak akan pernah bisa menyembunyikan
rasa cinta kamu yang besar pada Dika. Yub, aku bukan anak kecil. Selly dan
anak-anak lain bisa kamu bohongi, tapi kamu gak akan bisa bohongi aku. Yubi,
aku tahu kamu mencintai Dika.”
“Ah, walau
bagaimanapun, di matanya aku hanya seorang sahabat,”
“Kenapa kamu gak
bilang saja dari dulu kalau kamu mencintainya?”
“Tidak semudah itu Non,
dia hanya menganggap aku sahabat.”
“Kamu sudah mencoba
mengutarakan perasaanmu? Kamu sudah bilang kalau kamu sayang dia lebih dari
seorang sahabat?” Nony ngotot.
“Belum. Aku gak
punya keberanian, Non. Dia terlalu sayang sama Selly, dan dia selalu bilang itu
sama aku,” jawabku sambil menunduk.
“Sabar ya, kadang
apa yang kita inginkan tak selalu kita dapatkan. Kalau memang kamu berjodoh
sama dia, pasti ada saat kalian dipertemukan dalam cinta”. Nony sok bijak. Tapi
dalam hati aku mengaminkan kata-katanya, kalau memang dia jodohku, cinta akan
membawanya ke pangkuanku. Yang aku lakukan sekarang hanya menjaganya sebagai
seorang sahabat.
Selly, maaf, aku mencintai kekasihmu lebih dari kamu mencintainya..
0 komentar:
Posting Komentar