Apa yang kau lakukan ketika bertemu dengan
seorang yang belum kau kenal sebelumnya? Kenalan? Tukaran nomor hp/pin? Ketemuan
dan mulai pe-de-ka-te yang berkahir dengan jadian? Ya kurang lebih seperti itu
siklus pacaran yang dialami hampir semua orang yang sedang berkelana mencari
cinta.
Aku pun demikian, aku bertemu seseorang, tukaran
nomor hp, smsan dan terakhir jalan sama dia. Aku gak bisa menebak perasaan apa
yang ada di hatiku saat bersama dia. Nyaman? Iya, aku nyaman sama dia. Kesel? Ya,
aku juga kesel sama dia, dan anehnya, hati tak mau memberiku jawaban atas
perasaan-perasaan itu. Aku berusaha mencari apa yang buat aku nyaman dan juga
membuat aku kesal, dan semakin aku mencari semakin aku menemui kebimbangan,
hingga membawaku pada titik yang bernama pasrah. Aku pasrah pada keadaan. Aku membiarkan
dia berlayar dalam lautan hatiku. Aku makin bingung ketika ku dapati lautan
dalam hatiku menjadi tenang sehingga dia dapat berlayar dengan sangat gembira.
Dan lihat, sekarang dia menoleh ke arahku dengan seuntai senyum, senyum penuh
kemenangan, senyum yang mengisyaratkan bahwa ia telah berhasil menguasai
hatiku. Ya, dia bahkan berhasil membuat tenang ombak dalam hatiku yang
dahulunya berkecamuk penuh amarah. Sesaat aku senang. Tidak, bahkan sangat
senang.
Namun, aku tersadar. Setelah kutelusuri ruang
hatiku, bertanya pada langit-langit di dalamnya dan kutemui satu jawaban yang
membuat lututku lemas, tak berdaya. Aku tahu darimana perasaan kesal itu. Perbedaan!
Lagi-lagi perbedaan menghampiriku. Aku bingung, haruskah aku berjalan dalam
perbedaan? Atau menyerah dan membiarkan perbedaan itu tertawa dalam
ketidakberdayaanku?
Akh, entah apa yang salah sama kata itu. Sepertinya,
aku tidak pernah bermasalah dengan perbedaan, namun dia selalu menciptakan
masalah buatku, dia selalu membuntutiku dan kali ini ia membuat aku menjadi
hampir gila. Ya, mungkin setengah gila.
0 komentar:
Posting Komentar