Minggu, 22 Desember 2013

My Mom, My Inspiration


Seandainya Tuhan kasih kesempatan kepadaku untuk meminta sesuatu, aku akan memohon kepada-Nya untuk menghapus kematian dari muka bumi ini. Ya, kematian yang menyebabkan kehilangan, karena dimana ada kematian, di situ hadir pula kehilangan, kekecewaan dan itu pahit banget rasanya. Kehilangan orang yang kita sayangi pasti membuat kita sangat terpukul. Sekian lama kita bersamanya, bercanda bersamanya. Ada marah, pertengkaran, saling membenci, saling menyalahkan, bahkan timbul rasa iri, dan saling menjatuhkan. Tercipta pula rasa sayang yang menyatuh dalam disetiap warna-warni kehidupan bersama dia. Kenangan-kenangan itulah yang membuat kita merasa berat melepas seseorang yang telah mengisih hidup kita, tidak peduli dia pernah menyakiti atau membenci kita. Yang jelas, kematian hanya memiliki satu rasa, yaitu kehilangan.

Diam-diam aku benci kehilangan. Mengapa kita di kasih kesempatan membuat kenangan indah bersama orang-orang yang kita sayangi kalau akhirnya kenangan itu tinggal kenangan? Akan hilang? Yang hanya menyisahkan duka dan perih? Mengapa disetiap pertemuan harus berakhir dengan kehilangan? Bagiku, kehilangan adalah kata terkutuk yang harus dimusnakan dari muka bumi ini.

Kematian telah merenggut sosok yang paling aku sayangi dalam hidup ini. Seseorang yang ku panggil Mama. Seseorang yang kusebut Malaikat. Dialah motivasi dan inspirasiku. Wanita kuat dan tegar. Tidak ada satu wanita di dunia pun yang menyamai pengorbanannya demi anak-anaknya. Ia terus melawan kerasnya hidup. Menentang panas teriknya matahari, menghalau derasnya arus hujan. Semangatnya tak pernah pudar. Senyumnya seakan ingin mengatakan kepada dunia, bahwa sekeras dan sekejam apapun, ia tak akan pernah menyerah. Dia wanita pantang menyerah.

“kamu adalah anak yang paling disayangi, kamu selalu dimanja, kalau kamu nangis, pasti kami yang dimarahi,” kata kakakku suatu saat ketika kami sedang makan malam bersama.

iya, mentang-mentang anak bungsu,” sambung kakakku yang lain. 

Aku cuma cengar-cengir dengar pengaduan dari kakak-kakakku. 

“sudah, sudah, kalian kan sudah besar-besar jadi kalian sudah mengerti, dia masih kecil, dia belum ngerti apa-apa,” lagi-lagi Mama punya jawaban untuk membelaku. 

Dalam hati aku makin menyayanginya. Dari sorot matanya, aku dapat menangkap sejuta rasa sayang Mama yang begitu tulus untukku. Maka, aku pun berjanji dalam hati untuk selalu membuat dia tersenyum. Namun, sebagai remaja yang masih labil, aku kadang membuat Mama marah, semakin aku ingin membuat Mama tersenyum, semakin aku melakukan kesalahan. Dari bohong yang akhirnya ketahuan sampai bohong yang sampai sekarang tidak ku akui di depan Mama. Sekarang, sejak ia telah pergi semuanya akan jelas, karena dari surga Mama akan tetap memantauku, bahkan disaat aku menulis cerita ini, Mama pasti sedang melihatku. Kalau Mama bisa mendengar, aku mau bilang kalau aku sayang, aku rindu Mama, aku minta maaf Ma, kalau dulu sering buat Mama kecewa, dan sakit hati. Aku juga minta maaf kalau selalu berbohong sama Mama. Aku janji, aku akan menjadi anak yang baik. Anak yang bisa membahagiakan keluarga, seperti harapan Mama. Aku akan berusaha menjadi anak yang berguna, yang sayang keluarga, seperti yang Mama inginkan. 

21 tahun Mama mengasuhku, merawatku dengan penuh kasih sayang. Marahnya adalah bukti cinta yang begitu tulus. Tanpa ketegaran, kekuatan dan pengorbanannya aku tidak akan berada di sini sekarang, di Universitas Sanata Dharma. Itu semua berkat usaha kerja keras Mama, beliau sangat berarti dalam hidupku. 

Mama, mengajarkan aku banyak hal, seperti arti ketekunan, arti waktu, arti disiplin, arti mengasihi, dan masih banyak lagi arti-arti kehidupan yang kupelajari dari wanita istimewa ini. Sungguh ia adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk membentuk aku menjadi anak yang bertanggung jawab, anak yang berguna bagi keluarga dan orang-orang disekelilingku. 

Waktu aku masih duduk di bangku SD sampai SMA, tiap malam Mama pasti menyuruh aku untuk belajar, walaupun itu hari libur atau tidak, “belajar adalah hal utama yang wajib dilakukan anak sekolah, jadi tidak harus disuru untuk belajar, seharusnya kalian tahu tugas utama kalian sebagai anak sekolah” itulah kata-kata yang diucapkan Mama kalau kami anak-anaknya kelihatan malas-malasan untuk belajar. 

Mama bukan seorang wanita karir, bukan juga seorang wanita yang bekerja di tempat ber-AC, Mama adalah wanita yang hanya mengandalkan barang-barang seperti buah-buahan, sayuran, dll untuk diperdagangkan. Setiap hari Rabu dan Sabtu Mama membawa barang-barang yang di dapatnya di Omba Rade, Sumba Barat Daya ke Waingapu, Sumba Timur untuk di jual di sana. Penghasilan Mama sebagai seorang wiraswasta tidaklah banyak. Berbagai saingan, ancaman, dan tipuan berkali-kali ia alami, namun Mama tidak pernah menyerah, walaupun ia harus capek bahkan sampai sakit terkena amukan matahari dan terjangan hujan, Mama tidak pernah mengeluh dan menyalahkan kami anak-anaknya. Mama, melakukan semua itu dengan hati, dan sangat tulus. Kerja keras itulah yang Mama tanamkan dalam kehidupan kami, “tidak ada pekerjaan yang tidak membutuhkan kerja keras dan pengorbanan,” “ tidak ada berkat yang turun sendiri dari langit tanpa kita bekerja mencarinya.” Itulah kata-kata motivasi yang selalu Mama ucapkan kepada kami anak-anaknya. Mama mengajar semua kakakku dan juga aku untuk bekerja dengan hati, “lebih baik kita mendapat penghasilan sedikit dengan kerja jujur, daripada kita menghasilkan segudang uang tapi dari hasil ketidakjujuran.” 

Mama tidak suka melihat anak-anaknya menghambur-hamburkan uang, walaupun itu uang 100 perak, kata Mama, dari seratus perak itu yang akan mendatangkan seribu, dari seribu baru ada sepuluh ribu, dan seratus ribu, jadi jangan meremehkan 100 perak. 100 perak masih termasuk uang dan masih punya harga jual, bukan sebuah koin mainan tak berharga. 

Kenangan-kenangan itu membuat perutku terasa mual dan kepalaku berputar kencang. Kata-kata Mama selalu tersimpan rapi di mememori otakku. Kalau aku besar nanti, aku ingin seperti Mama, menjadi wanita hebat. Itu ikrarku. 

Selamat hari Ibu buat wanita-wanita hebat, terkhusus buat Mamaku tersayang yang sekarang lagi merangkai bintang dan menabur bunga bersama Sang Esa di tempat paling indah yaitu Nirwana..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design