Selasa, 14 Mei 2013

Aku Terjebak

Berhenti! Ya berhenti. Itu yang bisa ku lakukan sekarang. Aku harus berhenti di sini sekarang. Jalan yang ku tempuh selama ini ternyata jalan yang tidak punya akhir. Percuma aku terus berjalan kalau akhirnya jalan ini tak punya titik. Aku, mengabaikan semua jalan-jalan lain, semua tikungan yang sudah menungguku dengan penuh harap aku abaikan begitu saja demi mengejar jalan itu, jalan yang ku inginkan, jalan yang kupikir memiliki tempat perhentian yang indah, perhentian yang abadi. Ternyata aku salah, jalan itu tak pernah ada dan betapa bodohnya aku, karena baru menyadarinya sekarang, saat sudah tak ada jalan lain, saat tikungan itu sudah menghilang mungkin karena mereka bosan menungguku. Aku sekarang sadar kalau aku egois, aku lebih mementingkan perasaanku sendiri dan selalu mengabaikan mereka. 
Sekarang aku terjebak dalam permainan waktu. Masih adakah yang mau menjemputku disini dan menghantarku ke jalan yang sesungguhnya? Jalan yang pantas dan layak aku lalui, adakah? 
Bukan aku yang salah tapi dia. Dia yang salah, dia yang memberi harapan kepadaku. Keindahan jalan itu membutakan mata hatiku. Aku terlalu larut dan terlalu fokus mencari jalan yang sempurna, padahal aku tahu di dunia ini tidak ada yang sempurna. 
Hei kau, mengapa kau tak menyuruhku berhenti saja kalau kau memang tak punya titik. Kau mau mempermainkan aku ya? 
Kau jahat, kau membiarkanku terpesona dengan keindahanmu. Aku sekarang terjebak. Kau tahu kenapa? Itu semua karena kau. Senang kau? Puaskah kau telah mempermainkanku? 
Please, jangan lagi kau muncul di hadapanku. Jangan lagi kau menampakkan wujudmu di depanku. Kau jalan yang menyesatkan. Kau tak punya titik. Kau tak punya hati . Kau tahu perasaanku, tapi kau acuhkan. Kau tahu tujuanku, tapi kau tak pedulikan. Kau senang aku terus mengagumimu dan terus berjalan tanpa ada kepastian? Kenapa tak bilang saja terus terang kalau kau tak mengharapkanku untuk melalui jalan itu. Aku cukup tahu diri. Aku bisa berpaling ke jalan lain kalau kau tak menyukaiku. Walaupun aku mungkin menyesal dan kecewa, tapi setidaknya aku tak tersesat dan terjebak seperti sekarang ini. 
Terlambat, semuanya sudah terlambat. Aku sudah terjebak dan mungkin akan berhenti di sini selamanya. Aku lelah dan butuh kompas saat ini, sekarang! Harapanku, bukan lagi kau, tapi orang lain yang punya hati, yang tak pernah mencariku, namun yang tanpa sengaja menemukanku di sini, tanpa menanyakan kenapa aku terjebak, tapi mengulurkan tangannya dan berkata, “akan kubawa kau ke tempat yang sesungguhnya.”
Aku butuh kompas yang tak mengenaliku. Karena aku malu, aku tak tahu harus menjawab apa ketika aku ditanya, “mengapa kau tersesat di sini?” aku belum punya jawaban. Bukan, lebih tepatnya tidak punya jawaban. Karena aku sendiri tidak tahu kenapa aku tersesat di sini. Aku amnesia. Kau yang buatku amnesia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design