Pernah saling memberi senyum, lalu memalingkan wajah dan berlalu. Pernah saling tatap, lalu berbalik arah dan menghilang. Pernah berbagi tawa, lalu saling menggigit dan kabur tak bertanggung jawab.
Kemudian angin membawa kabar bahwa kau sedang mencari tempat berlabu yang lebih sejuk, kau sedang menanti senja lain yang lebih indah dan menawan. Elokku menjadi pudar di matamu, mungkin termakan ego dan rasa bosan.
Dalam kebegoan aku memutuskan bahwa kita tak lagi sepaket. Aku menjadi tak berdaya, oleh karena hatiku yang kau patah dengan sangat kejam. Aku terlalu memantapkan hatiku padamu, hingga tak pernah menyangka akan ada akhir seperti ini.
Dengan tertatih ku pungut kepingan demi kepingan hati yang masih tersisa, karena sebagian telah kau hancurkan. Melawan setiap bait kenangan yang ikut menyerang tanpa ampun.
"Aku harus kuat", gumamku sok tegar. Berusaha berdamai dengan diri yang tak ingin lagi berjalan menujumu. Meski berat, namun harus kuakui bahwa aku kalah dalam hal mempertahankanmu, karena kau terlalu liar untuk kutaklukkan.
0 komentar:
Posting Komentar