Mungkin benar sebuah kalimat yang mengatakan, akan tiba saatnya kamu dipatahkan oleh sesuatu yang sedang bersusahpaya kamu perjuangkan saat ini. Dan mungkin memang itu hal yang wajar, karena segala hal yang dimulai pasti akan berakhir. Hanya saja, tidak semua orang bisa menerima kenyataan itu.
Kalau saja aku tahu bahwa akhirnya harus dipatahkan seperti ini, aku tidak akan seberjuang itu mempertahankan hati. Percayalah, tidak ada yang benar-benar siap dipatahkan setelah tualang panjangnya.
Sedih memang mengingat itu semua. Dikala duduk berdua, kita membahas masa depan, namun pada kenyataan itu hanya bualan-bualan rasa tai kucing. Menjijikkan sekali.
Kau tahu, setiap kali mengenangmu, terasa ada yang ingin kubunuh mati. Hati ini seperti ditusuk sesuatu meski aku sudah belajar melepasmu. Meski sudah belajar mengiklaskan namun rasanya tetap saja sakit. Sikapmu yang memendam bara, lalu menghanguskan jiwaku membuat luka ini sempurna. Kau mematahkan hatiku saat hati ini sedang menyanjungmu tinggi-tinggi, saat hati ini menggilaimu dengan liar.
Hei, ini bukan perkara luka yang harus dibalas dengan luka. Atau rasa sedih yang harus dibalas dengan pedih. Bukan, tidak perlu aku lakukan itu. Hanya saja aku merasa tak nyaman. Aku merasa tidak adil dengan semua yang menimpaku saat ini.
Ah semesta. Ternyata ada banyak sekali jenis sifat manusia. Kadang ia sangat baik padamu, sehingga kamu tak perlu memikir terlalu panjang untuk menyerahkan hatimu, menyerahkan rasa percayamu, bahkan menaru harap penuh padanya. Tapi, ditengah-tengah rasa bahagiamu, ditengah-tengah rasa nyamanmu, ia lalu menunjukkan wujud aslinya. Bahkan ia mematahkan hatimu tanpa ampun, tidak peduli seberapa hancur perasaanmu. Lantas kamu hanya bisa menatap hati yang telah patah berkeping-keping, hancur, berantakan.
Ahhh hilang sudah separu warasku. Bagaimana mungkin kau patahkan aku disaat rasa ingin memiliki itu hadir dengan sangat besar? Kau membela hati ini dengan paksa tanpa ampun meski rinduku tak terkendali. Dapatkah kau mengukur rasa sakitnya? Dapatkah? Ah demi Tuhan, dalam bentuk apapun, aku ingin kau mati saja.
0 komentar:
Posting Komentar