Selasa, 22 Oktober 2013

Ulang Tahun Dadakan

Hari ini gue akan cerita tentang ponakan gue yang bernama Resi. Itu fotonya di samping saat dia selesai mengikuti lomba nyanyi di GKS Mawar Saron, dan dia meraih juara 1. Anak bungsu kakak gue yang paling sulung ini memiliki sifat berani dan juga pintar. Sekarang dia duduk di bangku SD kelas 4. Sejak masuk sekolah dasar, ia sudah menjabat 4 kali jadi ketua kelas, sejak kelas 1 sampai sekarang dia duduk di kelas 4. Udah setara dong sama jabatan presiden (hi hi hi). Resi suka banget sama yang namanya anjing. Di kampung gue memang banyak anjing dan anjingnya itu gak ada yang “meme” maksudnya gak ada yang jinak, mereka kasar dan cenderung suka menggigit. Namun, Resi ini malah suka main sama mereka. Setiap bangun pagi bukan ngurusin yang lain, malah anjing yang dia urusin. Tiduran sama anjing, nyium anjing bahkan makan pun bareng anjing-anjing itu. walaupun sudah dimarahi orang tuanya untuk menjauh dari anjing-anjing itu, dia tidak pernah peduli, bahkan Resi makin akrab saja sama makluk-makhluk liar itu. 

Resi anaknya juga sedikit manja dan setiap ulang tahunnya harus dirayakan. Pernah sekali, waktu dia hendak berumur 8 tahun. Sehari sebelum ulang tahunnya, dia mengundang semua tetangga, termasuk pak lurah, bu lurah, pak hansip, bu hansip, teman-teman sekolah serta guru-gurunya untuk datang ke rumahnya besok karena dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-8. Dia sampe telat pulang rumah karena sibuk ngundang orang. Pukul 3 sore dia baru nyampe rumah. Ketika ditanyain, dengan santainya dia menjawab bahwa dia habis mengundang orang. “Ngundang orang untuk apa?” Tanya bapaknya bingung. “Besokkan ulang tahun saya, pa” jawabnya nyantai kayak di pantai sambil beranjak menuju kamar. Bapak dan ibunya hanya saling berpandagan. Belum habis rasa kaget itu, mereka dikagetkan lagi dengan bunyi telpon yang berasal dari gurunya yang menanyakan kepastian tentang undangan Resi tadi di sekolah. Spontan saja orang tuanya pingsan dan 7 bulan kemudian baru sadarkan diri (baca:bohong).

Dengan perasaan bercampur tomat, bawang, lengkuas, cabe, dan cuka, orang tua Resi meminta bantuan orang rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk besok, mereka akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun anak bungsu mereka yang ke-8. Karena memang hanya itu yang bisa diperbuat sekarang, mau gak mau mereka harus berkorban untuk besok, si bungsu sudah terlanjur mengundang semua orang, dan gak mungkin mereka batalin semuanya. Akhirnya acara kecil-kecilan pun berlangsung meriah dan Resi tampak sangat bahagia. Dua hari setelah acara itu usai, bapak dan ibu memanggil Resi dan menasihatinya, bahwa ulang tahun itu tidak harus dirayakan. Didoakan itu sudah sangat cukup untuk menikmati pertambahan sebuah usia. Pesta hanya akan membuat orang kadang lupa bersyukur atas berharganya satu usia yang bertambah itu. Orang tuanya tidak marah lantas perbuatan anaknya yang kelewat berani seperti itu, mereka maklumi. Mungkin karena kebiasaan dirayakan jadi anak mereka menganggap ulang tahun adalah pesta. Setelah mendapat nasihat seperti itu, Resi tidak pernah meminta lagi untuk merayakan ulang tahunnya secara besar-besaran atau setiap ulang tahun harus ada pesta. Gak, sekarang ia bahkan hanya meminta kehadiran kedua orang tuanya untuk berdoa bersama mensyukuri setiap pertambahan usianya.

Nah, untuk adek-adek yang baca cerita ini, jangan coba-coba ditiru ya perbuatan si Resi, itu bisa jadi membahayakan orang tua kalian, apalagi kalo orang tua kalian punya riwayat jantungan. Jadi kalo mau buat sesuatu harus komproni dulu dengan orang tua, sehingga orang tua bisa mempersiapkan diri dengan baik dan semuanya gak terburu-buru. Dan satu lagi, kalian harus ingat bahwa “ulang tahun” itu bukan sebuah “pesta”. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design