Selasa, 05 Februari 2013

Tuju

Ada seorang anak Sekolah Dasar bernama Tuju. Dia sangat depresi karena setiap kali ke sekolah, pasti namanya yang jadi bulan-bulanan. Apa lagi kalau saat pelajaran matematika. Namanya pasti sering disebut. Karena sudah merasa putus asa, suatu hari Tuju menemui seorang dukun yang terkenal hebat mandraguna di kampungnya.

Tuju : Slamat siang Mbah..
Dukun : Slamat siang juga nak, ada yang bisa saya bantu?
Tuju : Iya Mbah, saya punya masalah nih. Saya pengen minta tolong sama Mbah untuk menyelesaikan masalah saya ini.
Dukun : Emang masalahnya apa nak?
Tuju : Begini Mbah, nama sayakan Tuju. Saya tidak mau nama saya jadi bulan-bulanan di sekolah, saya pengen Mbah kasih guna-guna, biar siapapun yang menyebut Tuju, jadi mencret.
Dukun : Oh kalau itu sih gampang. Saya bisa bikin siapapun yang menyebut “Tuju” jadi mencret.

Pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah, ayahnya membangunkan Tuju di kamar. “Tuju, bangun dong, telat nanti sekolahnya..” Tiba-tiba ayah mencret. Tidak lama kemudian ibu berkata dengan setengah beerteriak “Tuju, jangan lupa sarapan ya,,” habis ngomong ibunya juga langsung mencret. Tuju tersenyum melihat apa yang terjadi sama ayah dan ibunya. Itu tandanya mantra dari Mbah dukun sudah mulai bereaksi.

Sesampai di sekolah, jam pertama saat itu adalah pelajaran matematika. Setelah mempelajari beberapa materi, guru memberikan pertanyaan kepada muridnya, “anak-anak, 6 + 1 berapa?” “Tujuh bu..” jawab anak-anak dengan serentak. Kecuali Tuju. Spontan semua anak-anak langsung mencret. Ibu guru bingung. 

Hari terus berganti dan siapapun menyebut “Tuju” pasti mencret. Anak-anak yang menyadari adanya kejanggalan saat menyebut “Tuju” tidak mau lagi menyebutnya karena mereka sudah tahu resikonya. Suatu hari untuk sekedar tes kemampuan anak didiknya, guru bertanya lagi, “anak-anak, 5 + 2 berapa?” HENING. Guru yang kebingungan bertanya lagi, “masak gak ada yang tahu berapa 5 + 2? Kalau gitu 8 – 1 berapa?” HENING. Guru dengan kesal berkata, “Sekarang, coba angkat kelima jari kalian sebelah kiri, kemudian tambahkan dua jari sebelah kanan, kemudian kita hitung sama-sama.” Semua murid mempraktekkan yang disuru guru mereka. “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, HENING.” “Kok berenti, lanjutin dong..” Guru memberi semangat. HENING. Guru mulai marah, “anak-anak, 5 + 2 itu sama dengan Tujuh, ingat jangan lupa lagi.” Akhirnya guru pun ikut mencret.

Orang tua Tuju yang menyadari akan keanehan itu memutuskan untuk menemui dukun yang terkenal mandraguna di kampungnya. Dukun yang sama, yang ditemui Tuju dulu.

Dukun : Slamat siang pak, bu, ada yang bisa saya bantu?
Ayah : Kami mau minta bantuan sama Mbah, kenapa ya anak kami itu kalau sebut namanya kami selalu mecret?
Mbah dukun lupa akan perjanjian yang telah dibuatnya dengan Tuju.
Dukun : Emang siapa namanya?
Ibu : Kakaknya 6 itu loh Mbah, pernah belajar matematikakan?
Dukun : Kakaknya enam? Siapa ya..
Ayah : Itu lho, yang adiknya 8, masak gak tahu sih..
Dukun : Oh, Tujuh..
Saat itu juga si dukun mencret. KENA DEH… Senjata makan tuan. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design