Rabu, 18 September 2013

Andi dan Paku

Andi adalah seorang anak yang mempunyai sifat pemarah. Untuk mengurangi sifat pemarahnya, sang ayah memberikan sekantong Paku dan menyuruh Andi untuk memakukan paku itu di pagar belakang rumah setiap kali ia merasa kesal dan marah
Hari pertama, Andi memakukan 48 buah paku ke pagar. Hari berikutnya 46 buah, hari berikutnya lagi 40 buah dan semakin hari jumlah itu mulai berkurang. Andi pun jadi bertambah kesal. Nampaknya lebih mudah menahan amarahnya ketimbang harus memakukan paku-paku itu ke pagar. Akhirnya tibalah hari dimana Andi tidak bisa mengendalikan amarahnya. Dia menceritakan hal ini kepada ayahnya. Dengan tenang ayahnya mengusulkan agar mencabut kembali satu per satu paku untuk setiap hari dimana ia tidak marah
Andi setuju dengan usulan sang ayah, hari-hari berlalu dan Andi sudah mencabut semua paku itu hingga tidak ada yang tersisah, setelah semuanya tercabut ia menghampiri ayahnya dan mengatakan bahwa semua paku sudah dicabutnya. Lalu sang ayah membawa Andi ke pagar dan berkata, “kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatkah kamu lubang-lubang di pagar ini? walaupun kamu telah mencabut semua paku-paku itu, pagar ini tidak akan pernah kembali mulus seperti sebelumnya.”  
Andi dengan polos menatap lubang-lubang itu dengan penuh tanya. Apa sebenarnya maksud ayahnya itu. Melihat raut wajah Andi yang penuh tanya, sang ayah melanjutkan kata-katanya, “ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahanmu, kata-katamu telah meninggalkan bekas seperti lubang itu di hati orang yang kamu marah. Kamu telah menusuk pisau kepada orang lain, meskipun kamu telah mencabut kembali pisau itu, bekas luka tusukan itu akan tetap selalu ada, dan luka karena kata-kata sama buruknya dengan luka pada fisik kita…”

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gembel Ceria Template by Ipietoon Cute Blog Design