Aku menyadari kelemahanku yang sangat sulit untuk mengendalikan emosi. Terkadang hal sepelepun bisa membakar dan menghanguskan kasih sayang yang telah kita bangun sepenuh hati. Namun, aku bersyukur, Tuhan menitipkan makhluk sepertimu dalam hatiku. Yang tak pernah ikut teriak saat nada bicaraku mulai sedikit meninggi, yang tetap tenang menanggapi omelan-omelan tak penting yang sesuka hati keluar dari mulutku akibat emosi yang tak terkendali, yang tetap meneduhkanku dengan kata "sayang" dan "i love you".
Kepada kamu, tetaplah menjadi orang yang meluluhkan hatiku seperti ini. Tetaplah selalu kuat denganku menghadapi apa saja yang menawarkan luka dan pilu. Denganmu, aku ingin menempu jalan berbatu dan penuh duri, menikmati pahit dan manisnya jatuh cinta. Bersama bertualang menemukan tempat yang tenang penuh bahagia.
Harus kuakui banyak yang menawarkan ini, itu dan menjanjikan kebahagiaan. Namun aku seperti ingin muntah dengan tawaran-tawaran itu. Kamu saja yang buatku tetap waras dan juga bisa setengah gila saat rindu mulai melanda. Kamu saja seorang yang ingin kujadikan teman hidup berbagi banyak perkara. Orang yang ku peluk saat rapuh juga bahagia. Tempat menumpahkan segala sesal dan sesak di dada.
Kamu saja sayang, percayalah tanpa ada ragu walau sedikit. Kamu yang telah membuatku jatuh cinta sedalam-dalamnya. Memang tak akan seindah pelangi juga seelok mentari pagi ketika kita bersama. Namun aku ingin bersungguh-sungguh menjalani segalanya, selamanya, denganmu saja. Tidak usa ada kata ragu lagi. Tidak usa hiraukan pelangi ataupun mentari. Tidak usa lagi takut perihal aku tak cinta padamu. Karena melebihi apa yang kamu tahu, mencintaimu itu adalah anugerah termulia yang Tuhan percayakan padaku.