Ah
semesta, kali ini bercandamu kelewatan padaku. Dua malam berturut-turut kau
membawanya menghampiriku dalam mimpi. Aneh memang setelah sekian lama tak
saling kontak, kami malah bertemu dalam mimpi. Mungkin rindu ini yang
membuatnya begitu. Iya, cerita aku dan dia memang telah selesai, namun aku
paham bahwa kenangan itu akan selalu pulang pada hati yang pernah memeluknya
dengan erat.
Sungguh,
tak ada yang dapat kuperbuat untuk menepis pulangnya kenangan itu. Tidak ingin
bicara apapun. Tidak ingin menjawab pertanyaan apapun. Saat itu terasa yang
bisa ku lakukan hanya menikmati waktu dalam hening yang panjang. Lalu
menimbulkan perih di hati menyadari bahwa kenangan yang kusisahkan sangatlah
pahit.
Hei,
aku tidak menyalahkan rindu ini yang datang dengan tiba-tiba. Namun, jika rindu
ini hadir hanya untuk mengingatkanku bahwa aku pernah menyisahkan luka pada
hati yang memelukku dengan tulus, lebih baik rindu ini tak pernah ada.
Untuk
beberapa hal yang sudah aku rusakkan dalam hidupnya, maaf untuk kesekian kali
aku pintakan. Semoga langkah baik selalu menyertai hidupnya, selamanya.