Bagaimana mungkin tualang
panjangmu tak menghasilkan apa-apa? masih saja kamu menggenggam hati yang sama,
hati yang sebenarnya sudah tak seharusnya kamu genggam. Sungguh, aku
benar-benar tak nyaman dengan kondisi ini. Keluargaku tidak bisa merestui
hubungan ini. Bagaimana lagi kita bertahan? Kamu sendiri paham bahwa keluarga
sangat berarti dalam hidupku. Dan itu artinya, aku harus mengikuti keinginan
mereka yang mengharuskan kita untuk mencari pasangan masing-masing, setidaknya
pasangan yang seiman dengan kita.
Hei, kita tahu bersama dan
kita pernah membahas ini bersama bahwa tidak semua hal bisa diperjuangkan dalam
hidup ini. Sesuatu yang memang tidak bisa dipaksakan, akan menjadi sia-sia jika
terus dipertahankan. Hubungan kita, misalnya. Sekeras apapun kita berjuang,
tidak akan merubah apapun. Hubungan kita tetap saja tidak akan direstui.
Kamu tahu, aku tidak
pernah mendoakan hubungan ini sia-sia. Hanya saja aku mencoba menerima kenyataan,
mengalah pada kondisi hubungan yang tidak bisa dipaksakan. Ini bukan sinetron
yang bisa kita kemas semau kita, yang bisa kita tentukan endingnya seperti apa.
Oleh karena itu, berhentilah membenciku. Marilah kita dewasa dalam hal ini. Jangan
menganggapku egois jika aku mulai menyerahkan hatiku pada yang orang lain. Jangan
memarahiku jika aku jatuh cinta lagi. Percayalah, kamu tetap yang terbaik,
orang yang pernah aku semogakan untuk bisa selamanya bersama. Namun,
kenyataan berkata lain. Kita hanyalah dua orang ‘kakak’ dan ‘adik’ yang
terjebak dalam ‘cinta’.
Lekaslah, sudahi tualangmu
itu, temukan satu hati untuk kamu menetap. Lepaskan yang memang sudah
seharusnya kamu lepas, jangan membuat hatimu lelah lalu nanti kamu lupa jalan
pulang. Kamu harus sadar, bahwa kita tidak bisa terus berjalan menggunakan ‘perasaan
cinta’ kita itu sebagai pedang untuk membunuh mereka, siapapun yang menentang
hubungan kita.
Kamu, cobalah sejenak
melihat kenyataan yang ada, lalu tanyakan pada hatimu dengan sungguh-sungguh ‘apakah kamu akan tetap pertahankan hubungan yang tidak direstui ini?’ tanyakan
dalam kondisi hati yang sedang baik, tanyakan sekali lagi, ‘apakah kamu akan
tetap pertahankan hubungan yang tidak direstui ini?’ aku rasa jawaban yang kamu
dapatkan akan sama dengan jawaban yang aku berikan padamu, waktu itu.